Bagaimana mungkin ada sekelompok elite yang harusnya menjadi tauladan bagi generasi muda justru mempertontonkan sikap buruk dengan menyebar aroma kebencian yang justru akan membuat generasi milenial semakin membenci sepak terjang elite PDI Perjuangan.
Tak salah bila publik beranggapan bahwa sikap yang dipertontonkan elite PDI Perjuangan memperlihatkan adanya kekhawatiran bahwa dalam Pilpres 2024 partai banteng moncong putih akan tumbang.
Baca Juga: Tahun Baru Sebentar Lagi, Intip Cara Menabung Unik yang Bikin Semangat untuk Liburan
Elite PDI Perjuangan harus lebih bijak bersikap. Cara-cara seperti ini justru bisa jadi bom waktu bagi partainya sendiri. Sebab banyak elite PDIP saat ini terlibat dalam berbagai masalah hukum dan lembaga penegak hukum masih enggan membuka kasus per kasus.
Sebut saja kasus Harun Masiku, korupsi BTS, hingga kegiatan ekspor nikel ilegal yang justru bertentangan dengan kebijakan Presiden Jokowi tentang Hilirisasi, dan masih banyak kasus-kasus lainnya yang belum dibuka oleh para penegak hukum. Bagaimana jika Presiden Jokowi berani tegas dan memerintahkan setiap lembaga hukum untuk mengusut tuntas kasus-kasus tersebut?
Mengutip pernyataan Norman Vincent Peale, manusia lebih senang hancur dengan sanjungan daripada selamat melalui kritikan. Sudah saatnya Megawati sebagai Ketua Umum PDIP mulai jeli membaca gaya elite partainya. Apakah mereka tulus membantu memperjuangkan partai, atau justru hanya menjadi benalu dan melakukan pembusukan dari dalam.
Baca Juga: Sebut Putusan MK Berbau Tirani, Politikus PDIP Masinton Pasaribu Minta DPR Gunakan Hak Angket
*Pertarungan Lebih Besar*
Di tengah riuh saling hujat dan berbagai manuver politik jelang Pilpres 2024, satu hal yang mungkin luput dari pemikiran para elite partai politik: bagaimana merangkul dan mengelola potensi besar yang dimiliki Generasi Z dan Milenial yang idealnya harus menjadi bonus demografi pada 2040 mendatang.
Melansir data resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU), untuk pertama kalinya di Indonesia pemilih terbanyak di Pemilu 2024 adalah Gen Z dan Milenial.
KPU sudah menetapkan DPT Pemilu 2024 sebanyak 204.807.222 pemilih. Dari jumlah tersebut, terdapat sebanyak 66,8 juta pemilih dari generasi milenial. Selain itu, pemilih dari gen Z juga mendominasi nih yaitu sebanyak 46,8 juta pemilih.
Gabungan Gen Z dan Milenial ini punya peranan yang penting dalam pelaksanaan atau hasil Pemilu 2024. Sehingga bila parpol jeli, merangkul mereka adalah strategi paling jitu untuk mendulang suara.
Harus diakui, saat ini Indonesia masih menghadapi tantangan terkait kesiapan para lulusan perguruan tinggi dalam mendukung program hilirisasi industri serta rentannya jumlah entrepreneur dibanding negara maju.
Pemerintah telah merancangkan visi Indonesia emas. Di sisi lain sekelompok elite partai justru berpikir pragmatis dengan mempertontonkan gaya politik yang mendelegitimasi program program Jokowi sebagai Presiden.
Artikel Terkait
Korupsi, Penegakan Hukum, dan Indonesia Maju
Siapa Sebenarnya MAFIA HUKUM?
Menebak Langkah Politik PSI, Prabowo atau Ganjar?
Jokowi Menjawab Isu Dinasti Politik dan Spekulasi Gibran Sebagai Pendamping Prabowo pada Pilpres 2024
Dugaan Dinasti Politik Keluarga Jokowi, antara Ambisi dan Etika Kekuasaan
Dilaporkan ke KPK Dugaan Kolusi dan Nepotisme, Jokowi dan Gibran Hormati Proses Hukum, Anwar Usman Tertawa
Membaca Langkah Senyap Jokowi dan Pertalian dengan Generasi Z pada Pilpres 2024