Baca Juga: Daftar 288 Pinjol Ilegal per September 2023, Waspada Jangan Sampai Terjerat!
Menengok kembali sejarah, Masyumi pada akhirnya bubar. PPP salah satu parpol yang membuatnya tidak berhasil besar karena sikap politik yang cenderung perkubuan.
Naiknya Gus Dur dengan poros tengah tidak dapat bertahan lama, salah satu pemicunya perkubuan.
Di sisi lain, suksesnya Surya Paloh menyingkirkan AHY dan secara mendadak mengusung Muhaimin sebagai cawapres dalam koalisi Perubahan, justru dapat menghambat ambisinya merebut kekuasaan.
Baca Juga: Teknologi Artificial Intelligence Bisa Dimanfaatkan Untuk Praktek Love Scamming
Hal ini selaras dengan gaya politik Muhaimin yang memposisikan diri seolah olah dirinya lebih penting dari siapapun dan banyak pernyataannya yang telah menyakiti banyak tokoh NU.
Padahal, bila mau jujur, sosok Muhaimin dinilai tidak cukup kuat meningkatkan elektabilitas Anies pada Pilpres 2024.
SBY Terkhianati
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mengungkapkan rasa kecewanya lantaran Anies Baswedan lebih memilih Cak Imin ketimbang putranya, AHY sebagai cawapres.
Padahal sebelumnya, Partai Demokrat telah menyiapkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai cawapres untuk mendampingi Anies. Keputusan Anies yang memilih Cak Imin akhirnya membuat Partai Demorkat mencabut dukungannya dan keluar dari Koalisi Periubahan.
Baca Juga: Dukungan Nahdliyin untuk Capres pada Pemilu 2024 Mulai Terbaca
SBY sendiri mengungkapkan kelegaannya bahwa keputusan Anies 'mengkhianati' Demokrat diumumkan sekarang, bukan mendekati pendaftaran calon presiden. Hal ini diungkapkan SBY dalam Sidang Majelis Tinggi Partai Demokrat di Puri Cikeas.
SBY juga merasa tidak dapat lagi mempercayai Anies dan timnya karena melanggar kesepakatan, serta komitmen yang telah disepakati sebelumnya. SBY merasa telah di-prank dan dikhianati.
Sikap politik SBY yang mendorong AHY untuk menjadi capres atau cawapres adalah obsesi politik yang tidak elok dari sisi etika politik. Sangat tidak lazim bagi seorang negarawan senior dengan pengalaman yang luar biasa justru mengabaikan kepentingan bangsa dan negara hanya karena anaknya harus maju sebagai cawapres.
Baca Juga: Benarkah Oklin Fia Diangkat Jadi Duta MUI, Begini Penjelasan MUI
Artikel Terkait
Korupsi, Penegakan Hukum, dan Indonesia Maju
Siapa Sebenarnya MAFIA HUKUM?