Konteks: Mintsa mengingatkan bahwa upaya antikorupsi seringkali tidak populer, tetapi berani menuntut transparansi adalah langkah pertama menuju perubahan.
6. Mohammad Hatta — Teladan Integritas dari Indonesia
Wakil Presiden pertama Indonesia ini menolak berbagai fasilitas yang bukan haknya. Kisahnya yang paling populer, tidak jadi membeli sepatu karena enggan menggunakan dana negara, menjadi simbol kepemimpinan bersih.
Sikapnya menunjukkan prinsip integritas tidak memerlukan panggung besar — ia hidup sederhana bahkan ketika menjabat penentu bangsa.
Insight: Hatta menunjukkan bahwa reputasi antikorupsi dibangun lewat konsistensi kecil yang dilakukan setiap hari.
7. Baharuddin Lopa — Jaksa yang Menolak Balas Budi
Sebagai jaksa agung, Baharuddin Lopa dikenal tanpa kompromi. Ia menolak harga diskon saat membeli mobil karena menganggap itu gratifikasi terselubung.
Baca Juga: Tak Main-Main, TNI Turunkan 30 Ribu Prajurit, Operasi Kemanusiaan Terbesar di Lokasi Banjir Sumatera
Ketegasan menjadi ciri khas Lopa ketika memimpin penindakan sejumlah kasus besar di awal reformasi.
Konteks: Lopa mengajari bahwa integritas di sektor hukum sangat menentukan kepercayaan publik terhadap negara.
8. Hoegeng Iman Santoso — Kapolri yang Hidup Bersahaja
Nama Hoegeng kerap menjadi rujukan ketika membahas polisi berintegritas. Ia menolak fasilitas berlebihan, menindak penyalahgunaan wewenang, dan menjaga disiplin dengan contoh personal. Narasi publik tentang kesederhanaannya bertahan hingga kini, menjadikannya simbol harapan reformasi kepolisian.
Insight: Figur seperti Hoegeng menunjukkan bahwa keteladanan pemimpin berdampak jauh lebih kuat daripada slogan.
9. Mar’ie Muhammad dan Sely Martini — Penjaga Transparansi di Era Pajak dan Lingkungan
Mar’ie Muhammad dijuluki Mr Clean karena memimpin reformasi pajak tanpa kompromi, menindak ribuan pegawai yang melanggar.