nasional

9 Tokoh Antikorupsi Dunia yang Menginspirasi Menjelang Hakordia 2025

Senin, 8 Desember 2025 | 16:35 WIB
Ilustrasi tokoh penggerak gerakan antikorupsii (HukamaNews.com / Net)

HUKAMANEWS - Menjelang peringatan Hari Antikorupsi Sedunia atau Hakordia 2025, upaya melawan korupsi kembali menjadi sorotan publik di berbagai negara.

Gerakan anti korupsi semakin menuntut transparansi, tata kelola yang bersih, dan kepemimpinan yang berintegritas.

Menariknya, sejumlah tokoh antikorupsi dunia ini membuktikan bahwa perubahan tidak selalu datang dari kekuasaan, melainkan keberanian individu untuk berkata tidak pada penyalahgunaan wewenang.

Semangat antikorupsi juga menjadi bagian penting dari upaya menciptakan tata pemerintahan yang bersih dan akuntabel di era digital yang makin kompleks.

Baca Juga: Siklon Kembar Menguat, BMKG Peringatkan Potensi Hujan Lebat dan Laut Tinggi di Sumatra dan Sulawesi

Korupsi tetap menjadi persoalan yang merusak tatanan demokrasi. Di tingkat global, lembaga pengawas seperti Transparency International mencatat bahwa praktik korupsi melemahkan pelayanan publik, memperbesar ketimpangan ekonomi, dan berdampak serius pada stabilitas politik.

Karena itu, keteladanan tokoh antikorupsi dunia menjadi penting sebagai rujukan moral bagi negara yang tengah berjuang memperkuat reformasi.

Berikut deretan tokoh antikorupsi internasional dan nasional yang namanya tercatat memberikan kontribusi besar dalam gerakan antikorupsi modern.

1. Alexei Navalny — Aktivis Paling Vokal di Rusia

Alexei Navalny dikenal sebagai figur yang berani menggugat penyalahgunaan kekuasaan oleh kalangan elit Rusia.

Baca Juga: Skor Integritas Anjlok! 500 Pengusaha Terjerat Korupsi pada Triwulan III 2025, Ini Penyebabnya

Melalui investigasi independen dan konten digital yang menjangkau jutaan penonton, Navalny mempopulerkan model advokasi antikorupsi berbasis data dan edukasi publik.

Pendekatannya mengubah isu korupsi menjadi diskusi arus utama di Rusia, memaksa publik lebih kritis terhadap penggunaan uang negara.

Insight: Navalny memperlihatkan bahwa media sosial dan platform video kini menjadi alat kontrol kekuasaan paling efektif, termasuk di negara dengan demokrasi terbatas.

 

Halaman:

Tags

Terkini