HUKAMANEWS – Langit Indonesia dalam beberapa hari ke depan diperkirakan tak begitu bersahabat. Dua bibit siklon tropis muncul hampir bersamaan di dua samudra berbeda. BMKG mencatat keduanya dapat memicu hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi di beberapa wilayah, meski peluang berkembang menjadi siklon penuh masih tergolong rendah.
Bibit Siklon 93W pertama kali terdeteksi pada akhir November 2025 di Samudra Pasifik utara, di timur laut Papua. Dalam pergerakan pelan menuju barat, sistem ini kini terpantau berada di sekitar Kepulauan Samar, Filipina—tepat di sisi utara Sulawesi Utara.
BMKG mencatat angin maksimum di pusat sirkulasi mencapai 20 knot, dengan tekanan udara sekitar 1005 hPa. Meski peluang penguatan dalam 24–72 jam masih rendah, dampaknya terhadap wilayah Indonesia bagian utara sudah mulai terlihat.
Baca Juga: Skor Integritas Anjlok! 500 Pengusaha Terjerat Korupsi pada Triwulan III 2025, Ini Penyebabnya
Hujan berintensitas sedang hingga lebat berpotensi turun di Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, dan beberapa wilayah pesisir di sekitarnya. Laut pun bergerak lebih liar. Gelombang mencapai 1,25–2,5 meter berpeluang terbentuk di perairan Sangihe–Talaud, utara Raja Ampat, hingga Samudra Pasifik sebelah Maluku dan Papua.
Di sisi lain, Bibit Siklon 91S terbentuk pada 7 Desember 2025 di Samudra Hindia barat daya Lampung. Sistem ini mencatat kecepatan angin sekitar 15 knot dengan tekanan udara minimum 1010 hPa. BMKG menilai potensi perkembangan menjadi siklon tropis juga masih rendah.
Namun, seperti halnya 93W, bibit siklon ini tetap mengangkut banyak uap air yang berpotensi memicu cuaca basah di wilayah barat Indonesia. Hujan sedang hingga lebat diperkirakan meluas dari Bengkulu, Sumatera Selatan, hingga Lampung.
Kondisi laut di sekitar Sumatera turut terdampak. Gelombang 1,25–2,5 meter berpeluang terjadi di Samudra Hindia barat Aceh hingga Lampung, perairan barat Lampung, serta Samudra Hindia selatan Jawa.
BMKG mengingatkan bahwa meski kedua bibit siklon ini memiliki potensi perkembangan rendah, gangguan cuaca yang ditimbulkan tetap perlu diwaspadai. Koordinasi daerah pesisir, aktivitas pelayaran, serta masyarakat yang tinggal di wilayah rawan hujan intens diharapkan lebih mencermati perkembangan informasi cuaca dalam beberapa hari mendatang.***
Artikel Terkait
Sumatera Jadi 'Korban Baru' Industri Tambang? 1.900 Izin Kuasai Jutaan Hektare, Warga Resah Ekosistem Terancam, Sungai Mengering, Banjir Meluas
Tragedi Sumatera, Ketika Kesucian Alam Dipertaruhkan
Banjir Sumatra dan Krisis Moral Ekologis Bangsa