nasional

Terkuak! JK Ungkap Bahaya Mafia Tanah: Kalau Tokoh Besar Saja Bisa Diserang, Gimana Nasib Warga Biasa?

Selasa, 11 November 2025 | 15:26 WIB
Jusuf Kalla berbicara tentang kasus sengketa tanah dan ancaman mafia tanah. (HukamaNews.com / Tangkapan layar Instagram Jusuf Kalla)

Masalah Sistemik: Masyarakat Kecil yang Paling Rentan Jadi Korban

Dalam banyak kasus yang muncul di berbagai daerah, korban mafia tanah justru berasal dari kelompok masyarakat berisiko, petani, pemilik lahan warisan, hingga pembeli rumah pertama.

Praktik seperti ini menimbulkan ketakutan publik karena siapa pun bisa menjadi target, termasuk figur besar seperti JK.

Para pengamat pertanahan menyebut bahwa mafia tanah berkembang pesat karena keuntungan besar, lemahnya digitalisasi sertifikat, dan masih adanya celah hukum di tingkat daerah.

Opini publik yang berkembang di media sosial menyoroti bahwa “kalau JK saja bisa diserang, bagaimana dengan masyarakat biasa?”

Baca Juga: Proyek Rp231 Miliar Jadi Sorotan, KPK Siap Langkah Besar Usai Sidang Kasus Jalan Sumut yang Seret Nama Bobby Nasution

Peringatan JK: Mafia Tanah Ancaman Serius bagi Iklim Hukum dan Investasi

JK menyampaikan bahwa jika praktik mafia tanah dibiarkan, dampaknya bukan hanya merugikan pemilik lahan, tetapi juga menciptakan ketidakpastian hukum.

Ketidakpastian ini dapat menghambat investasi dan pembangunan karena investor enggan menanam modal bila status tanah rawan disengketakan.

Ia menegaskan bahwa pemberantasan mafia tanah harus dilakukan secara sistemik, terkoordinasi, dan dilakukan tanpa pandang bulu.

SINERGI PUSAT–DAERAH: Kunci Memutus Mata Rantai Mafia Tanah

JK menyebut pemerintah pusat, aparat penegak hukum, hingga masyarakat harus bergerak bersama.

Masyarakat diminta melapor jika menemukan indikasi manipulasi data, perubahan peta bidang, atau klaim tiba-tiba dari pihak tak dikenal.

Baca Juga: Buruh Bekasi Desak Kenaikan Upah 10,5 Persen, ITUC Titip Pesan untuk Presiden Prabowo

Sebagai tambahan konteks, sejumlah pakar agraria mengatakan bahwa digitalisasi sertifikat dan integrasi data pertanahan dengan dukcapil adalah cara paling efektif meminimalisasi celah pemalsuan dokumen.

Halaman:

Tags

Terkini