Dampak Ekonomi di Bandung: Efek Nyata Meski Butuh Waktu
Meski biayanya disorot, proyek Whoosh membawa dampak signifikan bagi Bandung Raya dan kawasan sekitarnya.
Waktu tempuh Jakarta–Bandung kini hanya 36 menit, menjadikan kota ini lebih mudah diakses wisatawan dan pelaku bisnis.
Sektor pariwisata, perhotelan, dan UMKM lokal mulai merasakan peningkatan aktivitas ekonomi, terutama di sekitar Stasiun Tegalluar dan kawasan Gedebage.
Namun, efisiensi operasional dan tingkat okupansi penumpang masih jadi tantangan utama.
Tanpa perbaikan strategi pemasaran dan integrasi moda transportasi lanjutan, proyek ini akan sulit mencapai break even point (BEP) dan memberi keuntungan jangka panjang bagi negara.
Baca Juga: Detik-Detik KA Purwojaya Anjlok di Bekasi, Dua Gerbong Keluar Rel tapi Semua Penumpang Selamat
Proyek Strategis Nasional, Tantangan Jangka Panjang
Perbandingan antara Whoosh dan Saudi Land Bridge pada akhirnya membuka diskusi lebih besar tentang arah pembangunan nasional.
Infrastruktur besar memang penting sebagai simbol modernisasi, namun tanpa transparansi, efisiensi, dan akuntabilitas, nilai strategisnya bisa menurun di mata publik.
Ke depan, publik berharap proyek sekelas Whoosh tak hanya menjadi ikon teknologi transportasi Indonesia, tapi juga model pembangunan yang berkelanjutan dan terbuka.
Jika dikelola dengan baik, Whoosh berpotensi menjadi katalis ekonomi baru antara Jakarta, Karawang, Purwakarta, dan Bandung, membuka peluang kerja serta investasi baru di sektor turunan.
Nilai investasi Whoosh yang lebih besar dibanding Saudi Land Bridge memang memunculkan banyak pertanyaan.
Namun jika dilihat dari faktor geografis, teknologi, dan biaya sosial-ekonomi, perbedaan itu tidak sepenuhnya aneh.