nasional

Viral Warga Loloan Langgar Nyepi, Gubernur Koster Ungkap Langkah Damai Bareng Tokoh NU dan Muhammadiyah

Senin, 7 April 2025 | 08:30 WIB
Usai pelanggaran Nyepi di Loloan, Gubernur Bali siapkan dialog lintas agama demi harmoni dan ketertiban bersama. (HukamaNews.com / Antara)

HUKAMANEWS - Pelanggaran saat Hari Suci Nyepi di kawasan Loloan, Jembrana, kembali menjadi sorotan publik.

Video yang memperlihatkan warga beraktivitas di luar rumah pada Sabtu 29 Maret 2025 beredar luas di media sosial, memicu perdebatan seputar toleransi, aturan adat, dan pentingnya edukasi antarumat beragama di Bali.

Di tengah sorotan itu, Gubernur Bali Wayan Koster akhirnya angkat suara.

Ia menegaskan akan mengambil pendekatan dialogis dengan menemui tokoh-tokoh Muslim, termasuk Majelis Ulama Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU), dan Muhammadiyah setelah perayaan Idulfitri.

Baca Juga: Rupiah Melemah Lagi, Kurs Dolar Tembus Rp16.745 Hari Ini, Apa Dampaknya bagi Ekonomi dan Masyarakat?

Langkah ini dinilai sebagai cara strategis untuk mendinginkan suasana sekaligus merumuskan solusi yang berkelanjutan.

Pelanggaran yang terjadi di Loloan Timur dan Loloan Barat memang bukan kali pertama.

Namun, sorotan terhadap peristiwa kali ini terasa berbeda karena terjadi saat Hari Suci Nyepi—hari paling sakral bagi umat Hindu Bali yang mengharuskan seluruh warga untuk hening, tidak bekerja, tidak bepergian, dan tidak menyalakan api selama 24 jam.

Melihat warga Loloan justru bersepeda, berjualan, hingga mengendarai sepeda motor di tengah keheningan Nyepi tentu menciptakan kesan kontras yang mencolok.

Gubernur Koster menyatakan bahwa peristiwa ini perlu ditanggapi dengan kepala dingin.

Baca Juga: Peluang Karier di Jepang April 2025, Lowongan Kerja Perawat dengan Gaji hingga Rp26 Juta dan Bebas Biaya Penempatan!

Menurutnya, menyelesaikan persoalan dengan gegabah justru berisiko menimbulkan gesekan baru.

Alih-alih mengedepankan sanksi, pendekatan kultural dan komunikasi antarkomunitas dipilih sebagai jalan tengah yang lebih konstruktif.

“Jangan sampai menyelesaikan masalah malah menimbulkan masalah baru,” ujarnya di Denpasar.

Pernyataan ini menegaskan bahwa Bali tidak hanya menjaga warisan budaya Hindu, tetapi juga ruang toleransi antarumat beragama.

Halaman:

Tags

Terkini