Sebagai informasi, warga Muslim di Loloan Jembrana bukanlah pendatang baru.
Mereka adalah komunitas Bugis yang telah lama hidup berdampingan dengan masyarakat Bali, menjalin relasi sosial dan ekonomi yang harmonis.
Namun begitu, insiden pelanggaran Nyepi ini menunjukkan bahwa masih ada ruang kosong dalam komunikasi dan pemahaman lintas budaya yang perlu dijembatani.
Koster juga menyinggung soal arus balik Lebaran yang berpotensi mendatangkan penduduk baru ke Bali.
Ia menegaskan akan memperketat pengawasan melalui koordinasi dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk memastikan pendatang yang masuk ke Bali paham dan taat terhadap aturan adat serta norma lokal yang berlaku.
Langkah antisipatif ini menyiratkan bahwa pemerintah daerah tak ingin peristiwa serupa terjadi di masa mendatang.***
Artikel Terkait
Tagihan Listrik Melonjak Pasca Diskon Berakhir, Ada Apa dengan Sistem PLN?
Buzzer Dedy Nur yang Juga Kader PSI Tak Terima Jawaban Grok Soal Jokowi dan Keluarga Benar-benar Ancur, Dianggap Tak Akurat, Langsung Diulti Netizen
Bank DKI Diterpa Isu Peretasan, DPRD DKI: Sudah Diingatkan Sebulan Lalu, Kok Masih Kecolongan?
Puasa Syawal atau Qadha Ramadhan, Mana yang Sebaiknya Didahulukan? Ini Penjelasannya
Bukan Polisi Biasa! Si Oyen, Kucing dengan Seragam Poyici Ikut Jaga Pos Mudik Lebaran