Purbaya Yudhi Sadewa Ungkap Syarat Indonesia Tumbuh 8 Persen: Stabilitas Sosial hingga Sumitronomics

Pandangan ini memberikan sinyal bahwa pemerintah melihat keterkaitan erat antara kesehatan ekonomi dan stabilitas sosial, dua faktor yang sering kali berjalan beriringan.

Di sejumlah kota besar, termasuk Bandung, gejolak sosial pada periode tersebut juga sempat memicu kekhawatiran dunia usaha.

Sumitronomics: Fondasi Kebijakan Ekonomi Pemerintah

Purbaya kemudian menguraikan filosofi pembangunan ekonomi yang menjadi landasan utama kebijakan pemerintah.

Ia merujuk pada tiga pilar pemikiran Sumitro Djojohadikusumo, ekonom senior sekaligus ayah Presiden Prabowo Subianto.

Tiga pilar tersebut meliputi:

- Pertumbuhan ekonomi yang tinggi

- Pemerataan manfaat pembangunan

- Stabilitas nasional yang dinamis

Baca Juga: DJI Rilis RC Mini AG, Remote Mini Satu Tangan untuk Drone Agrikultur, Fiturnya Bikin Kaget

Menurut Purbaya, ketiga pilar itu akan menjadi kompas dalam penyusunan kebijakan strategis pemerintah, baik kebijakan bersifat struktural maupun program yang lebih populis.

Konsep Sumitronomics ini juga menjadi relevan dalam konteks daerah seperti Bandung, di mana isu pemerataan, lapangan kerja, dan stabilitas sosial menjadi perhatian pemerintah daerah dalam menjaga iklim bisnis tetap kondusif.

Injeksi Rp200 Triliun ke Perbankan untuk Dorong Akselerasi

Sebagai langkah awal, Purbaya mengungkap telah menempatkan dana sebesar Rp200 triliun dari pemerintah dan Bank Indonesia ke sektor perbankan.

Suntikan dana tersebut ditujukan untuk menciptakan stimulus agar perbankan mampu memperluas kredit dan memutar roda ekonomi lebih cepat.