Pengamat kebijakan publik dari Universitas Indonesia, Rini Kartasasmita, menilai langkah Ombudsman ini penting untuk menyeimbangkan kepentingan ekonomi dengan tanggung jawab sosial dan lingkungan. “Kalau sistemnya tidak dibenahi, sawit memang tetap jadi emas hijau, tapi di atas tanah yang rapuh,” ujarnya.
Menuju Sawit Berkelanjutan dan Berkeadilan
Pemerintah daerah di sentra sawit seperti Riau, Kalimantan Tengah, dan Sumatera Utara didorong untuk mengoptimalkan pengawasan dan pembinaan terhadap perusahaan serta petani plasma.
Transparansi data lahan, percepatan sertifikasi ISPO, dan digitalisasi perizinan dinilai menjadi kunci keberhasilan.
Baca Juga: Sidang Rp119 Triliun Heboh! CMNP Bongkar Dugaan ‘Tukar Guling’ Surat Berharga Bareng Hary Tanoe
Selain itu, masyarakat sipil dan lembaga adat perlu dilibatkan dalam pengawasan, agar konflik agraria bisa ditekan sejak dini.
Dengan tata kelola yang lebih bersih, industri sawit Indonesia diharapkan benar-benar membawa kesejahteraan bagi rakyat dan keberlanjutan bagi lingkungan.***
Artikel Terkait
Menko Luhut Incar Potensi Inefisiensi Rp172 Triliun dalam Tata Kelola Sawit, Kas Negara Bisa Digerakkan!
Disita Rp 11,8 Triliun oleh Kejagung, Wilmar Group Ungkap Fakta Mengejutkan di Balik Ekspor CPO
Presiden Prabowo Bikin Kejutan! Uang Rp 13 Triliun dari Kasus CPO Akan Dibelokkan Jadi Dana Beasiswa LPDP
Bukan Film! Begini Momen Presiden Prabowo Lihat Uang Rp13 Triliun di Kejagung, Bukti Korupsi Ekspor CPO Diserahkan ke Negara!
Buzzer, Advokat, dan TV Lokal Kompak Bikin Opini ‘Sesat’? Tiga Nama Besar Didakwa Bikin Drama Dunia Maya Terkait Skandal Timah–CPO–Gula