Sementara itu, kalangan pebisnis menilai kasus ini harus menjadi momentum bagi otoritas seperti OJK dan BEI untuk memperketat verifikasi dan audit dokumen keuangan agar kasus serupa tidak kembali terjadi.
Kasus ini kini masih bergulir di pengadilan. Namun publik menanti langkah tegas aparat penegak hukum, termasuk kemungkinan penyelidikan pidana atas dugaan pemalsuan dokumen keuangan.
Selain itu, otoritas pasar modal dan lembaga pengawas keuangan juga didesak untuk meninjau ulang riwayat dan rekam jejak para pejabat yang pernah menduduki posisi strategis di lembaga keuangan negara.
Bagi Jusuf Hamka, kasus ini bukan sekadar soal uang.
“Yang saya perjuangkan itu kebenaran dan keadilan, bukan hanya angka triliunan,” ujarnya di persidangan.
Pernyataan itu menegaskan satu hal: di balik angka fantastis dan nama besar, integritas tetap menjadi mata uang paling mahal dalam dunia bisnis.
Artikel Terkait
Makin Dekat dengan Presiden Prabowo, Begini Strategi Jusuf Hamka dalam Dunia Infrastruktur!
Duel Dua Konglomerat, Hary Tanoe Vs Jusuf Hamka, Gugatan Rp103 Triliun Cuma Drama Kedaluwarsa?
Drama Dua Konglomerat Soal Transaksi 26 Tahun Lalu, Hary Tanoe Blak-blakan Atas Gugatan Jusuf Hamka: Sudah Kedaluwarsa!
Rp200 Miliar Raib di Kasus Bansos, Kakak Hary Tanoe Dicekal KPK, Rakyat Cuma Bisa Gigit Jari
Sidang Panas Praperadilan, Bambang Rudijanto Kakak Hary Tanoe Hadapi KPK Soal Skandal Bansos Rp200 Miliar