Mirip Adegan Film Bidaah, 22 Santriwati Akhirnya Berani Bongkar Kelakuan ‘Ustaz Walid’ Versi Nyata di Ponpes Lombok

photo author
- Kamis, 24 April 2025 | 06:10 WIB
Viralnya serial Bidaah buka fakta mengejutkan kasus dugaan pelecehan di ponpes Lombok, 22 korban lapor ke polisi. (HukamaNews.com / instagram @ctdinsider)
Viralnya serial Bidaah buka fakta mengejutkan kasus dugaan pelecehan di ponpes Lombok, 22 korban lapor ke polisi. (HukamaNews.com / instagram @ctdinsider)

HUKAMANEWS - Viralnya serial asal Malaysia berjudul 'Bidaah' tampaknya tak hanya memicu diskusi publik soal isi cerita, tapi juga membuka luka lama bagi sejumlah perempuan yang pernah menjadi santriwati di sebuah pondok pesantren di Lombok Barat.

Dalam serial tersebut, terdapat karakter bernama Walid yang digambarkan sebagai tokoh pemuka agama dengan perilaku menyimpang.

Cerita itulah yang membuat para korban merasa ada kesamaan mencolok antara alur film Bidaah dan pengalaman nyata mereka di pesantren.

Tak tinggal diam, sebanyak 22 mantan santriwati akhirnya memberanikan diri untuk melaporkan AF, pimpinan pondok pesantren sekaligus ketua yayasan di Gunung Sari, Lombok Barat, ke pihak berwajib.

Baca Juga: Ternyata! OCI Pernah Milik TNI AU, Komnas HAM Siap Bongkar Dugaan Eksploitasi Brutal!

Laporan tersebut kini sedang dalam proses penyelidikan oleh kepolisian.

Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Mataram, Joko Jumadi, mengungkap bahwa keberanian para korban bermula dari percakapan di grup WhatsApp alumni pondok.

Obrolan itu memicu kesadaran kolektif bahwa apa yang mereka alami selama di pondok tak bisa lagi didiamkan.

Menurut Joko, para korban melihat tokoh Walid dalam film *Bidaah* seperti cermin dari sosok pimpinan pondok mereka dulu.

Mirisnya, pelaku diduga melakukan pelecehan seksual berkedok spiritual.

Baca Juga: Cak Imin Bantah Perintah Presiden Prabowo Rapatkan Barisan Bukan untuk Persiapan Pemilu Mendatang

Ia menjanjikan para santriwati “keberkahan dalam rahim” seolah tindakan menyimpang tersebut akan membawa kebaikan di masa depan.

Konsep manipulatif ini rupanya telah menjerat puluhan korban hingga bertahun-tahun lamanya.

Dari hasil pendalaman sementara, setidaknya ada 22 orang yang sudah melapor secara resmi.

Namun, angka ini masih bisa bertambah jika semakin banyak korban berani bersuara.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Kazuki Rahmadani

Sumber: Instagram

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X