Rekam Jejak Serangan Ransomware di Indonesia, Urutan Terakhir Buka Kedok Pemerintahan Sebenarnya!

photo author
- Minggu, 30 Juni 2024 | 22:00 WIB
Serangan ransomware mengancam Indonesia sejak 2017.
Serangan ransomware mengancam Indonesia sejak 2017.

HUKAMANEWS - Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah menjadi sasaran berulang serangan ransomware yang merusakkan.

Fenomena ini menyoroti rentannya infrastruktur digital negara terhadap serangan cyber yang semakin kompleks dan merugikan.

Dari institusi pemerintah hingga sektor swasta, serangan ini tidak hanya mengganggu operasional, tetapi juga mengancam keamanan data nasional.

Melalui serangkaian insiden yang mencatat kronologi dari WannaCry hingga Brain Cipher, HukamaNews.com akan mengungkapkan dampak serius dan upaya yang dilakukan untuk menghadapi ancaman ini.

Baca Juga: KPK Periksa Anggota IV BPK Terkait Kasus Uang Pelicin Rp12 Miliar untuk Opini WTP Kementan

Serangan ransomware tidak hanya mengakibatkan gangguan operasional yang signifikan, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran atas potensi pencurian data yang sensitif dan kerugian finansial yang besar.

Setiap serangan menunjukkan pola yang semakin terorganisir dan menggunakan teknik-teknik canggih untuk mengeksploitasi kelemahan sistem yang ada.

Hal ini menunjukkan bahwa keamanan cyber bukan hanya masalah teknis, tetapi juga tantangan strategis yang memerlukan kolaborasi antar sektor dan investasi yang serius dalam keamanan digital.

Baca Juga: Rugikan Negara Rp125 miliar, Mensos Risma Tegaskan Tidak Ada Keterlibatan Dalam Dugaan Korupsi Bansos Presiden

2017, WannaCry

Salah satu serangan paling terkenal adalah WannaCry, yang menyerang berbagai lembaga seperti rumah sakit dan perguruan tinggi di seluruh dunia.

Di Indonesia, Rumah Sakit Dharmais di Jakarta dan perpustakaan Universitas Jember termasuk yang terkena dampak.

Meskipun kerugian materiilnya relatif kecil, serangan ini menunjukkan potensi kerentanan infrastruktur krusial terhadap ancaman cyber.

Baca Juga: Komisi III DPR Desak APH Selidiki Anggaran Rp700 M PDN Pasca Kebocoran Data, Ahmad Sahroni Minta Tanggung Jawab Dan Perbaikan Sistem

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Kazuki Rahmadani

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X