Penurunan Impor
Impor di Bangka Belitung juga mengalami penurunan sebesar 32,27 persen (yoy) pada April 2024.
Penurunan ini disebabkan oleh belum adanya impor utama seperti Anthracite dan Graphite Rod.
Impor pada April 2024 didominasi oleh importasi kapal senilai 1,7 juta dollar AS, yang menunjukkan adanya perubahan dalam pola impor.
Pendapatan Bea Cukai
Pendapatan dari Bea Cukai di Pangkalpinang juga menunjukkan penurunan. Hingga April 2024, bea keluar tercatat nol.
Penerimaan utama dari Bea Cukai Pangkalpinang berasal dari bea masuk impor Anthracite dan Graphite Rod yang hanya terjadi pada Januari 2024 sebesar Rp 118,35 juta.
Pada April 2024, tidak ada penerimaan Bea Cukai sama sekali, yang menunjukkan penurunan aktivitas impor di wilayah ini.
Kasus Korupsi Tata Niaga Pertimahan
Selain itu, Bangka Belitung saat ini sedang dilanda kasus korupsi tata niaga pertimahan.
Sebanyak lima smelter swasta dan dua pabrik pengolahan sawit dibekukan oleh kejaksaan terkait kasus tersebut.
Hal ini juga berdampak pada kinerja ekspor dan impor di wilayah ini, mengingat timah merupakan komoditas utama yang sangat berpengaruh terhadap ekonomi Bangka Belitung.***
Artikel Terkait
Respons Cepat Sri Mulyani Atasi Keluhan Bea Cukai, Wujudkan Layanan Publik yang Lebih Baik
Intip Ganasnya Aksi Bea Cukai Berantas Pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual di Indonesia, Mulai Dari Ballpoint Hingga Kosmetik Palsu!
Kolaborasi Mantap! Bea Cukai dan Polri Sukses Cegah Penyelundupan Narkoba Masuk dari Eropa
Viral di Twitter! Bea Cukai Diduga Pungut Pajak Peti Jenazah 30%, Staf Khusus Menkeu Buka Suara
Gerindra Mantap Rekomendasikan Ridwan Kamil Maju Pilkada DKI