Pemerintah memberikan insentif finansial kepada masyarakat yang mengembalikan botol dan kaleng bekas ke pusat daur ulang, mengurangi jumlah sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir.
4. Swedia: Sistem "Panta" yang Memotivasi Masyarakat
Swedia memiliki sistem deposit bernama "panta" yang mendorong warga mengembalikan botol dan kaleng kosong.
Hasilnya, sekitar 1,8 miliar botol dan kaleng didaur ulang setiap tahunnya.
Sistem ini berkontribusi dalam menciptakan ekonomi sirkular yang lebih ramah lingkungan.
5. Swiss & Austria: Denda Berat bagi Pelanggar Daur Ulang
Swiss menerapkan aturan ketat, di mana kegagalan mendaur ulang dapat berujung pada denda besar.
Sementara itu, Austria memberlakukan hukuman hingga tiga tahun penjara bagi mereka yang membuang limbah sembarangan.
Langkah tegas ini menunjukkan komitmen kedua negara dalam pengelolaan limbah.
6. Norwegia: Mencapai Target UE 10 Tahun Lebih Cepat
Uni Eropa menargetkan 90% kemasan plastik harus didaur ulang pada 2029. Namun, Norwegia berhasil mencapai target ini 10 tahun lebih awal!
Efisiensi sistem daur ulang Norwegia menjadi bukti bahwa dengan strategi yang tepat, pengelolaan limbah dapat berjalan optimal.
Baca Juga: Tradisi Tingalan Jumenengan Mangkunegaran Dorong Pertumbuhan Wisata dan Kuliner Domestik
Artikel Terkait
PGI Tolak Mengelola Tambang, Berbeda dengan Muhammadiyah dan NU
Hukuman 5 Tahun Penjara untuk Aktivis Iklim di Inggris, Just Stop Oil Jadi Sorotan
Indonesia Kena Prank! Janji Kucurkan Dana JETP Miliaran Dollar, Cuma Angin Surga, Adik Presiden Murka
Mak Jah, Penjaga Terakhir Desa Bedono yang Hilang, Bertahan Seorang Diri Melawan Abrasi Laut
Kiamat Ekologis di Depan Mata, Begini Peran Umat Islam dalam Menghadapi Krisis Lingkungan Global