HUKAMANEWS - Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Pertamina kembali menunjukkan komitmennya terhadap kelestarian alam dengan memperkuat program Bank Sampah Abhipraya di Cilacap.
Inisiatif ini menjadi bukti nyata bahwa pengelolaan sampah tak hanya soal kebersihan, tapi juga tentang pemberdayaan masyarakat dan keberlanjutan ekonomi.
Program ini tidak sekadar simbolis, melainkan hadir langsung di tengah warga Kutawaru sebagai bagian dari program tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR dari Kilang Pertamina Cilacap.
Mengusung tema global “Ending Plastic Pollution”, kegiatan ini sejalan dengan upaya dunia untuk memerangi pencemaran plastik yang kian mengkhawatirkan.
Baca Juga: Beckham Putra Tunjukkan Percaya Diri Bermain Dengan Pemain Naturalisasi di Timnas Indonesia
Melalui fasilitas yang disediakan dan pelatihan berkelanjutan, masyarakat kini punya akses untuk mengelola sampah menjadi komoditas bernilai ekonomi.
Hal ini juga menjadi langkah strategis untuk mendukung target nasional menuju net zero emission pada 2060, sekaligus mendongkrak implementasi prinsip keberlanjutan yang tertuang dalam agenda Sustainable Development Goals (SDGs).
Bank Sampah Abhipraya tidak berdiri sendiri, melainkan dikelola penuh oleh masyarakat setempat yang kini mulai melihat sampah sebagai aset, bukan lagi beban.
Cecep Supriyatna selaku Area Manager Communication, Relations & CSR dari Kilang Pertamina Cilacap menyampaikan bahwa program ini membuka mata masyarakat terhadap potensi besar yang selama ini tersembunyi dalam limbah rumah tangga.
Lewat pendekatan yang menyeluruh, Pertamina menyediakan mesin pencacah plastik, alat pembuat mini pot dari limbah plastik, hingga komposter untuk pengolahan sampah organik.
Tak hanya itu, warga juga mulai menerapkan budidaya maggot sebagai cara alternatif untuk mengurai sampah organik sekaligus menghasilkan pakan ikan yang berguna.
Ahmad Sobri, tokoh lokal yang aktif dalam pengelolaan Bank Sampah Abhipraya, menuturkan bahwa perubahan perilaku warga sangat terasa sejak program ini berjalan.
Dulunya, sampah dibakar atau dibuang ke sungai. Kini, masyarakat sudah terbiasa memilah sampah dan menyetorkannya secara rutin ke bank sampah.
Menariknya, hasil dari penukaran sampah bisa digunakan untuk kebutuhan harian atau dicatat sebagai tabungan, menciptakan sistem ekonomi sirkular di tengah keterbatasan akses daerah.
Artikel Terkait
Kali Ini Rocky Gerung Galang Kampanye Selamatkan Bumi di Jambore Karhutla 2025 Siak Provinsi Riau
Seribu Bibit Pohon Ditanam Untuk Pertahankan Keberadaan Tiga Mata Air di Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah
Tak Ada Lagi Harimau Sumatera di Taman Rimba Riau, Si Uni Jadi
Waspada! Prediksi Suhu Bumi 2100 Bisa Naik Drastis 2,7 Derajat, Ini Dampak Mengejutkan yang Bakal Dirasakan