HUKAMANEWS - Seoul memanas. Ratusan ribu warga Korea Selatan memenuhi jalanan, menuntut Presiden Yoon Suk Yeol segera turun dari jabatannya.
Aksi demonstrasi ini berlangsung di luar gedung parlemen saat sidang pleno pemakzulan digelar.
Menurut laporan kantor berita Yonhap, sekitar 149 ribu orang telah berkumpul hingga pukul 17.30 waktu setempat.
Namun, panitia aksi mengklaim jumlah peserta mencapai satu juta. Demonstrasi besar-besaran ini menjadi momen penting dalam sejarah politik Korea Selatan.
Presiden Yoon memicu kontroversi besar setelah memberlakukan darurat militer, langkah yang jarang terjadi sejak 1980.
Kebijakan ini hanya bertahan enam jam sebelum mendapat penolakan keras dari parlemen. Dampaknya, tekanan terhadap Presiden Yoon kian membesar.
Cuaca Dingin Tak Surutkan Semangat
Meski suhu dingin menyelimuti Seoul, puluhan ribu demonstran tetap berdiri teguh di depan gedung Majelis Nasional.
Mereka berasal dari berbagai kelompok masyarakat, seperti serikat pekerja, mahasiswa, hingga warga biasa lintas usia.
Ruas-ruas jalan di barat Seoul dipenuhi poster-poster yang menyerukan pemakzulan.
Slogan seperti “Lengserkan dia” menghiasi aksi, menegaskan ketidakpuasan masyarakat terhadap kepemimpinan Yoon.
Lampu ponsel dan lightstick juga menjadi simbol perlawanan. Para demonstran serentak menyalakan perangkat mereka, menciptakan lautan cahaya yang mencolok di malam hari.
Beberapa poster bertuliskan, “Lindungi negara dengan kekuatan cahaya lilin,” menambah kesan dramatis pada aksi tersebut.