Gelombang Baru COVID-19 Muncul di Asia, Hong Kong, Singapura, dan Thailand Alami Lonjakan Kasus

photo author
- Rabu, 21 Mei 2025 | 08:16 WIB
Ilustrasi:  Lonjakan COVID-19 kembali terjadi di Asia. Ketahui data terkini, varian baru, dan imbauan penting dari otoritas kesehatan. (HukamaNews.com / Net)
Ilustrasi: Lonjakan COVID-19 kembali terjadi di Asia. Ketahui data terkini, varian baru, dan imbauan penting dari otoritas kesehatan. (HukamaNews.com / Net)

HUKAMANEWS - Asia kembali disibukkan oleh lonjakan tajam kasus COVID-19 yang menyapu sejumlah negara, termasuk Hong Kong, Singapura, dan Thailand.

Meskipun dunia mulai memasuki fase pasca-pandemi, data terbaru menunjukkan bahwa virus corona belum sepenuhnya reda.

Peningkatan kasus di kawasan ini memicu kekhawatiran akan munculnya varian baru yang lebih mudah menular.

Kondisi ini juga diperparah dengan mulai turunnya tingkat kekebalan populasi, meskipun cakupan vaksinasi sebelumnya telah cukup tinggi.

Baca Juga: Klaim Adanya Terowongan di Rumah Sakit Eropa di Gaza, Israel Kembali Bantai 34 Warga Palestina

Para ahli kini memperingatkan bahwa kombinasi dari relaksasi protokol kesehatan dan mutasi virus bisa menjadi resep bencana baru.

Pemerintah di ketiga negara pun bergerak cepat memperkuat langkah antisipasi guna mencegah lonjakan lebih besar.

Di Hong Kong, peningkatan kasus terjadi cukup drastis hanya dalam waktu dua bulan terakhir.

Per 10 Mei 2025, tercatat 1.042 kasus mingguan, meningkat dari 972 kasus pekan sebelumnya dan hanya 33 kasus per minggu pada awal Maret.

Yang mengkhawatirkan, tingkat positivitas melonjak tajam dari 0,31 persen menjadi 13,66 persen dalam periode tersebut.

Selain itu, hampir 50 kasus parah telah dilaporkan dalam dua pekan terakhir, termasuk kematian.

Baca Juga: Joe Biden Divonis Kanker Prostat Agresif, Dunia Politik AS Geger dan Trump Tiba-Tiba Kirim Doa

Otoritas setempat mengimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan pribadi dan lingkungan sebagai bentuk pencegahan yang efektif.

Pemerintah juga menyarankan vaksinasi ulang untuk kelompok berisiko tinggi seperti lansia dan penderita komorbid, tanpa mempersoalkan jumlah dosis sebelumnya.

Langkah ini diambil untuk memperkuat perlindungan terhadap kemungkinan munculnya varian baru yang lebih berbahaya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Kazuki Rahmadani

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X