Dari total 31 warga Thailand yang diculik dalam insiden tersebut, 23 orang telah lebih dulu dibebaskan pada akhir 2023, sementara dua lainnya dipastikan tewas pada Mei 2024.
Gencatan senjata yang memungkinkan pembebasan sandera ini dilakukan setelah lebih dari 15 bulan konflik berdarah antara Israel dan Hamas.
Serangan yang terjadi telah merenggut lebih dari 46 ribu nyawa warga Gaza, memperburuk krisis kemanusiaan di wilayah tersebut.
Dalam perundingan yang berlangsung sulit, Thailand aktif berupaya mengamankan warganya agar dapat kembali dengan selamat ke tanah air.
Pembebasan para sandera ini tidak hanya menjadi kabar baik bagi Thailand, tetapi juga menyoroti dampak konflik terhadap pekerja migran yang sering kali terjebak dalam situasi berbahaya.
Pemerintah Thailand diharapkan dapat meningkatkan perlindungan bagi warganya yang bekerja di luar negeri, khususnya di wilayah-wilayah rawan konflik.
Kelegaan yang dirasakan keluarga para sandera menjadi bukti bahwa perdamaian tetap menjadi harapan utama di tengah konflik yang tak kunjung usai.
Baca Juga: Hore! Karyawan dengan Gaji di Bawah Rp10 Juta Bebas Pajak, Simak Aturan Lengkapnya
Keberhasilan pembebasan ini memberi secercah cahaya di tengah tragedi yang masih berlangsung, menegaskan bahwa setiap nyawa yang selamat adalah kemenangan bagi kemanusiaan.***
Artikel Terkait
Gencatan Senjata di Gaza, Ribuan Warga Palestina Kembali! Tapi Ini yang Mereka Hadapi
Jadi Bumerang, Perang Gaza Bikin Israel Boncos, Ekonomi Ambruk, Biaya Perang Capai Ratusan Miliar Shekel
Rencana Trump Pindahkan Warga Gaza ke Negara Lain Dikutuk Hamas, Rakyat Gaza Tak Akan Biarkan Trump Rebut Tanah Palestina!
Ramai-ramai Kutuk Rencana Terselubung Trump Bakal Relokasikan Gaza Hingga Rayuan Jadikan Gaza "Sejahtera"
Ide Gila Trump Rebut Tanah Gaza untuk Dijadikan Riviera Timur Tengah Disambut Baik Penjahat Perang Netanyahu