Mereka bertukar informasi guna menyusun strategi bersama dalam menghadapi potensi risiko penyalahgunaan data oleh aplikasi tersebut.
Regulasi perlindungan data di Eropa sangat ketat, terutama setelah diberlakukannya General Data Protection Regulation (GDPR).
GDPR mengharuskan setiap perusahaan yang mengakses data pribadi warga Eropa untuk mematuhi ketentuan transparansi dan keamanan yang tinggi.
Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai aplikasi asal China kerap menjadi sorotan terkait kebijakan data mereka.
Beberapa tahun lalu, TikTok juga sempat menjadi objek penyelidikan serupa di beberapa negara Eropa dan Amerika Serikat.
DeepSeek sendiri merupakan aplikasi AI generatif yang dikembangkan dengan teknologi pemrosesan bahasa alami tingkat lanjut.
Meski menawarkan inovasi, aspek transparansi dalam pengelolaan data menjadi tantangan bagi pengembangnya untuk bisa diterima di pasar global.
Hingga kini, DeepSeek belum memberikan pernyataan resmi terkait langkah investigasi yang diambil oleh otoritas Belanda dan negara Eropa lainnya.
Namun, tekanan dari berbagai pihak tampaknya akan semakin meningkat, mengingat ketatnya aturan perlindungan data yang diterapkan di Eropa.
Masyarakat diimbau untuk lebih selektif dalam menggunakan aplikasi yang memerlukan akses ke informasi pribadi.
Kesadaran akan privasi digital menjadi semakin penting seiring pesatnya perkembangan teknologi kecerdasan buatan.
Perkembangan penyelidikan terhadap DeepSeek akan terus dipantau.
Artikel Terkait
Intip 3 Keunggulan DeepSeek R1 Keluaran Tiongkok, Dibanding OpenAI, Geogle dan Meta Milik Perusahaan Raksasa Amerika
Baru Launching DeepSeek R1 Milik China Bikin Gembos Saham Nvidia Hingga 17 Persen, Teknologi China Libas Amerika Sampai Terjungkal
DeepSeek Guncang Dunia Teknologi, Sinyal Besar yang Mengubah Lanskap AI
Diduga Ada Pelanggaran Privasi, Aplikasi DeepSeek Mendadak Diblokir, Pemerintah Beri Penjelasan
DeepSeek Gebrak Dunia AI, Janus-Pro Diklaim Lebih Gahar dari DALL-E3!