HUKAMANEWS 1000 Cahaya — Semangat transisi energi bersih kini menyala dari ruang pendidikan. Melalui program 1000 Cahaya Muhammadiyah, kampus dan sekolah menjadi pusat gerakan menuju Indonesia rendah emisi.
Kegiatan Training of Trainer (TOT) Kader Pintar – Pionir Transisi Energi Indonesia Raya digelar di Balai PMD Kalasan, Yogyakarta, pada 11–13 November 2025. Salah satu pengisi materi adalah Dr. Damar Yoga Kusuma, B.Eng., Ph.D., Ketua Program Studi Fisika Universitas Ahmad Dahlan (UAD).
Dalam paparannya, Damar menjelaskan peran kampus dalam mempercepat transisi energi. Menurutnya, lembaga pendidikan harus menjadi teladan, bukan sekadar pengguna energi.
“Kampus dan sekolah harus jadi laboratorium perubahan. Di sinilah kesadaran energi bersih bisa tumbuh,” ujarnya.
Riset Energi Terbarukan UAD
Sejak 2016, UAD aktif mengembangkan berbagai riset dan proyek energi terbarukan.
Mulai dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di masjid dan sekolah, hingga sistem pompa air hybrid untuk kawasan pedesaan di Gunungkidul.
Program Masjid Mandiri Energi menjadi salah satu proyek andalan. UAD juga mengembangkan laboratorium energi terbarukan bersertifikat ESDM, yang kini menjadi pusat pelatihan dan sertifikasi di bidang PLTS.
“Pendidikan tinggi harus jadi pusat inovasi energi, bukan hanya konsumen listrik,” tegas Damar.
Riset lain mencakup solar sel organik, monitoring energi berbasis Internet of Things (IoT), hingga pertanian pintar berbasis energi surya.
Sejumlah program mendapat dukungan dari BRIN, Kemendikbudristek, dan Matching Fund Nasional. Kolaborasi antara kampus, industri, dan masyarakat menjadi kunci keberlanjutan riset energi bersih ini.
Baca Juga: Soeharto dan Bayangan Orde Baru: Saat Bangsa Belajar Menatap Sejarah dengan Kearifan
Audit Energi, PLTS Rooftop dan Investasi Hijau
UAD juga melaksanakan audit energi di Kampus IV. Audit ini mencakup gedung perkuliahan, laboratorium terpadu, dan fakultas kedokteran.