HUKAMANEWS GreenFaith - Sekolah Tinggi Filsafat Teologi (STFT) Jakarta kembali meneguhkan komitmennya menjaga kelestarian bumi dengan menyelenggarakan program tahunan Green Campus Blue Seminary (GCBS) II.
Mengusung tema “Interfaith Collaboration for the Earth: Imanku, Aksiku, Bumi Kita”, kegiatan ini menjadi ruang kolaborasi lintas iman yang menyatukan kepedulian agama, ekologi, dan aksi nyata.
Wakil Ketua I STFT Jakarta, Pdt. Agustinus Setiawidi, menekankan bahwa iman, aksi, dan bumi tidak bisa dipisahkan.
“Teologi dan ekologi tidak berjalan sendiri, melainkan saling meneguhkan,” ujarnya.
Menurutnya, kekayaan spiritual dan kemajemukan adalah identitas Indonesia.
“Semoga melalui perjumpaan ini, kita bisa bersama-sama menjadi sahabat bagi bumi dan generasi mendatang, berawal dari kampus hijau, masyarakat hijau, bangsa yang ramah lingkungan, hingga bumi yang lebih baik,” lanjut Pdt. Agustinus.
Baca Juga: Reshuffle Babak Tiga: Prabowo dan Kabinet yang (Tak Kunjung) Berbenah
Modal Besar Agama
Dalam sesi pembukaan, Campaign Manager GreenFaith Indonesia, Parid Ridwanuddin, menyebut bahwa kelompok agama memiliki peran strategis dalam menghadapi krisis iklim.
“Agama memiliki modal penting: cara pandang ekologis, jumlah pengikut yang besar, sumber daya finansial, institusi yang kuat, dan kemampuan membentuk komunitas baru,” ungkapnya.
Ia mengingatkan bahwa pada Konferensi Perubahan Iklim Dunia di Mesir 2022, terbentuk Faith Pavilion, ruang khusus bagi komunitas agama merumuskan langkah strategis untuk mencegah krisis iklim.
“Inisiatif global ini menegaskan pentingnya peran agama dalam isu ekologis. Green Campus Blue Seminary menjadi wujud nyata kolaborasi lintas iman di Indonesia,” tambahnya.
Pegiat Eco Bhinneka Muhammadiyah, Ahsan Hamidi, mengingatkan bahwa bencana banjir di Bali dan Lampung menjadi sinyal nyata dampak krisis iklim.
“Air tidak pernah bertanya tentang agama, warna kulit, atau suku manusia. Air hujan yang seharusnya menjadi rahmat justru berubah menjadi bencana karena ulah manusia sendiri—keserakahan yang mengeksploitasi bumi tanpa batas,” ujarnya.
Baca Juga: Polri Pastikan Red Notice Riza Chalid Tak Terkendala, Publik Tunggu Respons Interpol