Ketika Iman Tak Lagi Diam, Inilah Kolaborasi Lintas Agama Melawan Kerakusan yang Merusak Alam

photo author
- Senin, 22 September 2025 | 19:54 WIB
Prof. Syafiq A Mughni, Ketua PP Muhammadiyah sebagai Advisor Program Eco Bhinneka Muhammadiyah dan Board GreenFaith Indonesia, hadir sebagai pembicara seminar 'Eco Talk' pada rangkaian acara Green Campus Blue Seminary di STFT Jakarta 22 Sept 2025
Prof. Syafiq A Mughni, Ketua PP Muhammadiyah sebagai Advisor Program Eco Bhinneka Muhammadiyah dan Board GreenFaith Indonesia, hadir sebagai pembicara seminar 'Eco Talk' pada rangkaian acara Green Campus Blue Seminary di STFT Jakarta 22 Sept 2025

Menurut Ahsan, tanda-tanda alam semakin jelas. “Tidak ada jalan lain bagi manusia kecuali hidup rukun, damai, dan saling bekerja sama menjaga bumi agar mendatangkan keselamatan bagi kita semua,” tegasnya.

Dukungan serupa datang dari Majelis Sinode GPIB. Pdt. Manuel Raintung menegaskan bahwa gerakan ramah lingkungan harus menjadi bagian dari pelayanan iman.

“Di sinilah kita belajar bagaimana menjaga, merawat, dan melakukan yang terbaik bagi bumi ciptaan Tuhan,” katanya.

GPIB sendiri, menurut Pdt. Raintung, baru dua tahun terakhir menapaki jalan menuju gereja ramah lingkungan, tepatnya sejak deklarasi pada Oktober 2023.

“Kami berharap ke depan akan lebih baik. Upaya ini kami jalankan melalui eco-liturgi, eco-khotbah, dan kolaborasi bersama Eco Bhinneka Muhammadiyah serta GreenFaith Indonesia,” ujarnya.

Kegiatan GCBS II menghadirkan agenda yang variatif. Dimulai dengan doa lintas iman, acara berlanjut pada Eco Talk, sebuah diskusi interaktif yang menghadirkan tokoh-tokoh lintas agama.

Hadir di antaranya Prof. Syafiq A. Mughni (PP Muhammadiyah), Pdt. Meilanny Risamasu (Komisi Lingkungan Hidup GPIB), Js. Rusya Supit (Matakin), Pandita Astono Chandra (Parisada Hindu Dharma Indonesia), serta Engkus Ruswana (Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia).

Baca Juga: 400 Travel Terseret Kasus Korupsi Kuota Haji, Tapi Kok KPK Belum Ada Tersangka?

Selain diskusi, tersaji pula pameran dari berbagai organisasi pemerhati lingkungan, mulai dari Eco Bhinneka Muhammadiyah, Laudato Si’ Indonesia, mahasiswa Esa Unggul, komunitas Eco Enzyme, hingga karya seni lukisan sampah oleh Intan Dewi Sukmawangi. Semua tampil dengan pesan serupa: merawat bumi adalah tanggung jawab bersama.

Sebagai penutup, panitia mengumumkan pemenang Kompetisi Video Reels Instagram bertema “Imanku, Aksiku, Bumi Kita”. Kemeriahan acara ditutup dengan tarian Web of Life yang menyimbolkan keterhubungan seluruh makhluk hidup di bumi.

Solidaritas Lintas Iman

Melalui program ini, STFT Jakarta bersama mitra lintas iman menegaskan bahwa menjaga bumi bukan hanya tugas ilmuwan atau pemerintah, melainkan juga bagian dari panggilan iman.

Kolaborasi ini diharapkan mampu menumbuhkan solidaritas, memperluas dampak gerakan ekologis, dan memperteguh keyakinan bahwa spiritualitas dan aksi nyata harus berjalan beriringan.

Seperti diungkapkan Pdt. Agustinus, “Iman yang hidup adalah iman yang menyejukkan bumi. Dari kampus hijau hingga dunia yang ramah lingkungan, semuanya bermula dari langkah kecil yang dilakukan bersama.”***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Sukowati Utami JI

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Banjir Sumatra dan Krisis Moral Ekologis Bangsa

Sabtu, 6 Desember 2025 | 22:05 WIB

Tragedi Sumatera, Ketika Kesucian Alam Dipertaruhkan

Kamis, 4 Desember 2025 | 14:07 WIB
X