Di tingkat rumah tangga, upaya penghematan energi bisa dimulai dengan langkah sederhana.
Eko Sudarmawan dari Dirjen EBTKE Kementerian ESDM menyebutkan bahwa program konservasi energi yang dijalankan berhasil menurunkan tagihan listrik hingga 75% dalam tiga bulan di beberapa wilayah Jakarta.
"Pemanfaatan cahaya matahari di siang hari bisa menghemat listrik hingga 15%. Penggunaan lampu LED juga sangat direkomendasikan," jelasnya.
Ramadan sebagai bulan penuh berkah juga harus menjadi momen introspeksi dalam mengelola sumber daya.
Baca Juga: Mendikti Saintek Kena Reshuffle, Satryo Lengser! Ada Masalah Serius di Balik Keputusan Ini?
Hening Parlan dari Greenfaith Indonesia mengajak masyarakat untuk melakukan puasa energi.
"Jika kita tidak bijak dalam mengelola energi, kita justru memperbanyak pemborosan. Mari matikan lampu yang tidak terpakai, gunakan AC seperlunya, dan jadikan Ramadan sebagai momentum efisiensi energi," ajaknya.
Kesadaran akan pentingnya energi bersih dalam Islam perlu ditanamkan sejak dini.
Selain membantu menjaga lingkungan, transisi energi yang lebih berkeadilan juga memastikan generasi mendatang memiliki akses energi yang lebih baik.
Muhammadiyah dan Greenfaith berharap gerakan ini tidak berhenti di Ramadan, tetapi berlanjut menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia.
Baca Juga: Foto Low-Light Buram? Pakai Fitur Baru OnePlus 13 di Instagram Ini, Dijamin Hasilnya Auto Keren!
Dengan meningkatnya kesadaran akan energi berkelanjutan, masyarakat bisa berkontribusi dalam mengurangi ketergantungan pada energi fosil.
Ramadan tahun ini bisa menjadi langkah awal bagi umat Islam untuk mulai menerapkan gaya hidup hemat energi.
Sejalan dengan semangat ibadah, mari wujudkan masa depan yang lebih hijau dan berkeadilan!***