HUKAMANEWS - Utusan Khusus Presiden RI Bidang Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo, mengungkapkan kekecewaannya terhadap Amerika Serikat terkait program Just Transition Energy Partnership (JETP).
Program yang dijanjikan akan memberikan pendanaan transisi energi sebesar US$20 miliar ini ternyata belum menunjukkan hasil nyata.
Hashim Djojohadikusumo, yang juga adik dari Presiden Prabowo Subianto, menyatakan bahwa hingga kini, tidak ada dana yang mengalir ke Indonesia.
Apakah Indonesia telah menjadi korban 'prank' dari AS dan International Partners Group (IPG)?
Baca Juga: Mending Samsung Galaxy S25 atau Z Flip6? Ini Kelebihan dan Kekurangan yang Harus Kamu Tahu!
Hashim Djojohadikusumo merasa sangat kecewa dengan janji pendanaan transisi energi dari Amerika Serikat.
Ia menyebut bahwa program JETP yang digadang-gadang akan membantu Indonesia dalam transisi energi ternyata hanya omong kosong belaka.
Dalam pertemuannya dengan utusan khusus Presiden AS, John Podesta, di Baku, Azerbaijan, Hashim tidak mendapatkan kepastian mengenai pencairan dana tersebut.
"Dia waktu itu menanyakan bagaimana kelangsungan daripada JETP.
JETP program gagal
Dua tahun berjalan tapi tidak sepeser pun dikucurkan oleh pemerintah Amerika Serikat.
Banyak omong-omong ternyata," kata Hashim dalam acara ESG Sustainability Forum, Minggu (2/2/2025).
Hashim juga telah mengonfirmasi hal ini kepada berbagai pihak di Indonesia, termasuk PT PLN (Persero), dan mendapatkan kepastian bahwa tidak ada dana JETP yang masuk ke Indonesia.
"Hibah US$5 miliar dalam US$20 miliar ternyata tidak ada.