Romo Magnis memandang bahwa kesadaran lingkungan harus menjadi bagian integral dari kehidupan beragama.
Ia merujuk pada ensiklik Paus Fransiskus, 'Laudato Si', yang merupakan seruan untuk menghubungkan teologi dengan isu lingkungan.
'Laudato Si' menekankan bahwa manusia memiliki tanggung jawab untuk merawat bumi, bukan hanya menguasainya.
Ini merupakan kritik terhadap pandangan tradisional yang sering kali menafsirkan kitab suci sebagai legitimasi untuk eksploitasi alam.
Menurut Romo Magnis, Paus Fransiskus menekankan bahwa kerusakan lingkungan paling berdampak pada mereka yang lemah dan miskin.
"Orang kaya mungkin selalu bisa membeli air dalam botol, tapi orang miskin tidak," jelas Romo Magnis.
Dengan kata lain, kerusakan lingkungan memperburuk ketidakadilan sosial yang sudah ada.
Orang miskin yang paling merasakan dampaknya, karena mereka tidak memiliki sumber daya untuk melindungi diri dari dampak perubahan iklim dan kerusakan lingkungan lainnya.
Refleksi Teologi Lingkungan
Di dalam teologi Kristen, terutama dalam tradisi Katolik dan Protestan, ada perubahan cara pandang terhadap hubungan manusia dengan alam.
Dalam Laudato Si', Paus Fransiskus mengajak umat manusia untuk kembali memandang alam bukan sebagai objek eksploitasi, tetapi sebagai kebun yang harus dijaga.
Baca Juga: Pertahankan Mobil Miliknya, Lansia Terseret hingga 3 Meter, Simak Kronologinya!
Romo Magnis merujuk pada teks dari kitab Genesis, yang sering kali diinterpretasikan sebagai perintah bagi manusia untuk "menguasai" alam.