HUKAMANEWS - Kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan semakin mendesak di tengah perubahan iklim dan kerusakan ekosistem yang mengancam kehidupan di Bumi.
Di Indonesia, agama mulai berperan penting dalam gerakan lingkungan, dengan semakin banyak organisasi keagamaan yang terlibat dalam kampanye pelestarian alam.
Salah satu suara penting dalam diskusi ini adalah Romo Franz Magnis Suseno, seorang filsuf Katolik yang dikenal luas dengan pandangannya yang tajam mengenai isu-isu sosial, termasuk lingkungan hidup.
Gerakan Green Islam di Indonesia
Menurut hasil riset Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta, gerakan lingkungan berbasis agama di Indonesia, seperti "Green Islam", sedang berkembang pesat.
Saat ini, tercatat lebih dari 190 organisasi yang berfokus pada isu lingkungan, dengan sekitar 140 di antaranya berbasis Islam.
Namun, sayangnya, gerakan ini belum sepenuhnya merambah masyarakat akar rumput.
"Green Islam" sendiri menekankan pentingnya menjaga alam sebagai bagian dari keimanan dan tanggung jawab moral umat Islam.
Konsep ini didukung oleh ajaran dalam Al-Qur’an dan Hadis yang mengajarkan perlindungan terhadap ciptaan Allah.
Namun, meskipun semakin banyak organisasi yang terlibat dalam gerakan ini, masih ada kesenjangan dalam penerapan ide-ide tersebut di tingkat masyarakat umum.
Baca Juga: Ganyang Fufufafa Bela Anies Baswedan, Habib Rizieq Ingatkan Pihak-pihak yang Pecah Belah Islam
Banyak orang di Indonesia masih menganggap isu lingkungan sebagai sesuatu yang jauh dari kehidupan sehari-hari mereka.
Pandangan Romo Magnis Tentang Teologi dan Isu Lingkungan
Artikel Terkait
Paus Fransiskus: Indonesia Harus Tegas dalam Transisi Energi, Jangan Lagi Bergantung pada Fosil!
Benarkah Kunjungan Paus Fransiskus Bisa Ubah Toleransi dan Gerakan Hijau di Indonesia? Simak Fakta Mengejutkanya!
Paus Fransiskus dan Pesan Global untuk Bumi, Kolaborasi Lintas Agama untuk Aksi Lingkungan
Paus Fransiskus Sebut Kekayaan Sejati Indonesia Bukanlah Tambang Emas, Harmoni Sosial Lebih Berharga dan Jangan Sampai Terpecah!
Beban Ganda Perempuan di Era Krisis Iklim, Kenapa Perempuan Harus Lebih Kuat dan Terlibat dalam Solusi Lingkungan?