climate-justice

Benarkah Kunjungan Paus Fransiskus Bisa Ubah Toleransi dan Gerakan Hijau di Indonesia? Simak Fakta Mengejutkanya!

Jumat, 6 September 2024 | 06:07 WIB
Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia membawa pesan toleransi dan lingkungan (Youtube Kemenag RI / HukamaNews.com)

HUKAMANEWS Greenfaith - Indonesia, sebagai negara dengan mayoritas penduduk Muslim terbesar di dunia, menghadapi tantangan dalam mengelola toleransi antar agama dan menjaga kelestarian lingkungan.

Dua isu ini sering kali berkelindan satu sama lain dalam berbagai aspek kehidupan sosial masyarakat di Indonesia.

Baru-baru ini, studi mengenai toleransi Muslim terhadap kelompok non-Muslim di Indonesia menunjukkan hasil yang menarik. Ditambah lagi, kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia membawa sorotan baru terhadap gerakan lingkungan berbasis keagamaan.

Baca Juga: Rieke Diah Pitaloka Manfaatkan Momen Pertemuan dengan Paus Fransiskus untuk Curhat Soal Vonis Toni Tamsil yang Ganjil

Lantas, apakah lawatan ini dapat membawa dampak yang signifikan?

Studi Toleransi: Faktor Religiusitas atau Interaksi Sosial?

Pada tahun 2023, sebuah studi mengungkapkan bahwa ajaran agama dan tingkat religiusitas tidak berperan dominan dalam membentuk tingkat toleransi Muslim terhadap non-Muslim.

Yang lebih mencengangkan, rendahnya interaksi sosial dengan kelompok yang berbeda agama justru berperan lebih besar dalam menurunkan tingkat toleransi.

Baca Juga: Fenomena Sinkhole, Apa Penyebab dan Dampaknya di Indonesia? Ilmuwan Ungkap Potensi Bahaya di Wilayah Berbatu Kapur

Di Indonesia, meskipun ajaran Islam menekankan pentingnya toleransi dan kedamaian, praktiknya sering kali terbentur oleh minimnya pergaulan lintas agama.

Dalam masyarakat yang tersegmentasi oleh identitas agama, interaksi antar agama masih terbatas.

Hal ini menyebabkan banyak individu memiliki pandangan yang terbatas tentang kelompok di luar keyakinannya.

Baca Juga: Menlu Retno Marsudi: Penanganan Mpox Hampir Sama dengan Penanganan Covid Butuh Kerjasama Antarnegara

Tanpa interaksi yang memadai, persepsi negatif atau ketidakpercayaan lebih mudah tumbuh subur.

Dalam konteks ini, penting bagi kita untuk melihat bahwa memperbaiki tingkat toleransi bukan hanya soal memperdalam pemahaman agama, tetapi juga memperbanyak interaksi positif dengan komunitas lain.

Halaman:

Tags

Terkini

Banjir Sumatra dan Krisis Moral Ekologis Bangsa

Sabtu, 6 Desember 2025 | 22:05 WIB

Tragedi Sumatera, Ketika Kesucian Alam Dipertaruhkan

Kamis, 4 Desember 2025 | 14:07 WIB