HUKAMANEWS GreenFaith - Kesadaran akan perubahan iklim dan kerusakan lingkungan semakin meningkat di kalangan Muslim Indonesia. Namun, sejauh mana masyarakat Muslim memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai ramah lingkungan yang sering disebut sebagai "Green Islam"?
Rilis survei nasional oleh Pusat Penelitian dan Pengkajian Masyarakat (PPIM) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta memberikan gambaran menarik tentang pengetahuan, sikap, dan perilaku Muslim Indonesia terkait isu lingkungan dan perubahan iklim.
Survei dilakukan dengan mewawancarai lebih dari 3.000 responden Muslim Indonesia dari berbagai latar belakang, dari tanggal 1 Maret – 21 April 2024.
Baca Juga: Kenapa Makan Daging Kucing Tidak Boleh dalam Islam? Simak Penjelasan Lengkap dan Etika di Baliknya
Pengetahuan dan Sikap Muslim Terhadap Lingkungan
Survei ini menemukan bahwa lebih dari 70% Muslim Indonesia menyadari adanya perubahan iklim, dengan mayoritas meyakini bahwa hal ini disebabkan oleh aktivitas ekonomi manusia seperti pertambangan dan perkebunan sawit.
Namun, terdapat ambivalensi dalam sikap mereka. Meskipun mereka menyadari dampak negatifnya, sekitar 63.83% Muslim tetap mendukung pesantren atau ormas Islam memiliki usaha perkebunan atau pertambangan untuk meningkatkan kondisi ekonomi.
Kesadaran akan Perubahan Iklim Meningkat
Hasil survei menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat Muslim Indonesia terhadap perubahan iklim semakin meningkat.
Mayoritas responden memahami bahwa perubahan iklim adalah fenomena nyata dan manusia berperan besar dalam memicunya.
Namun, terdapat kesenjangan antara pemahaman dan tindakan. Meski banyak yang mengaku khawatir dengan kerusakan lingkungan, partisipasi dalam aksi-aksi lingkungan seperti kampanye atau demonstrasi masih relatif rendah.
Green Islam: Antara Teori dan Praktik