Catatan dari Tragedi Haji 2024, Krisis Iklim Memicu Ribuan Jemaah Haji Meninggal Akibat Suhu Panas Ekstrem, Saatnya Dunia Bergerak Selamatkan Bumi!

photo author
- Minggu, 4 Agustus 2024 | 11:39 WIB
ragedi Haji 2024: Ribuan jemaah meninggal akibat suhu panas ekstrem, krisis iklim memicu dampak global yang mendesak solusi segera. (Instagram @greenfaith.id / HukamaNews.com)
ragedi Haji 2024: Ribuan jemaah meninggal akibat suhu panas ekstrem, krisis iklim memicu dampak global yang mendesak solusi segera. (Instagram @greenfaith.id / HukamaNews.com)

HUKAMANEWS Greenfaith - Krisis iklim kini tidak hanya menjadi topik perbincangan global tetapi juga telah berdampak langsung pada kehidupan umat manusia, termasuk ibadah haji yang merupakan salah satu pilar utama dalam agama Islam.

Tahun ini, tragedi besar melanda pelaksanaan ibadah haji, di mana ribuan jemaah meninggal dunia akibat suhu panas ekstrem yang melanda Saudi Arabia.

Ibadah haji tahun ini mengalami tantangan berat yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Baca Juga: Belajar Bahasa: Mana yang Benar, Cinderamata, Cindramata, atau Cendera Mata? Simak Yuk Biar Nggak Salah!

Suhu di Saudi Arabia mencapai angka yang sangat tinggi, antara 47 hingga 52 derajat Celsius, menjadikannya sebagai salah satu suhu terpanas yang pernah tercatat selama musim haji.

Cuaca ekstrem ini mempengaruhi kesehatan banyak jemaah, yang sudah dalam kondisi fisik yang menantang karena pelaksanaan ibadah haji yang melelahkan.

Menurut data terbaru, sebanyak 1.301 jemaah haji meninggal dunia akibat berbagai penyakit dan kelelahan yang dipicu oleh suhu panas yang ekstrem ini.

Baca Juga: Kronologi Kejadian Mahasiswi 21 Tahun Tabrak Seorang Ibu Hingga Tewas di Jalan Tambusi, Riau, Diduga dalam Pengaruh Obat terlarang!

Meski suhu ekstrem hanya salah satu faktor, dampaknya sangat signifikan, menyebabkan banyak jemaah jatuh sakit dan tidak mampu melanjutkan ibadah mereka.

Perubahan iklim merupakan isu global yang mendesak untuk segera ditangani. Negara-negara penghasil minyak di seluruh dunia, yang merupakan penyumbang utama emisi karbon, kini mendapat sorotan tajam.

Sekretaris Jenderal PBB, bersama dengan para ilmuwan, telah secara tegas menyerukan penghapusan bertahap penggunaan bahan bakar fosil yang merupakan penyebab utama krisis iklim.

Baca Juga: Jangan Kaget! Wanita Bandung Hilang 7 Bulan Ternyata Dimakamkan di Kebun, Suami Siri Jadi Tersangka Utama, Simak Fakta Lengkapnya!

Imam Saffet Catovic, Director of UN Operations di organisasi Justice For All, menegaskan bahwa peralihan dari bahan bakar fosil menuju energi terbarukan adalah langkah yang tidak dapat dihindari untuk mengatasi krisis ini.

"Pergeseran yang pasti dan tidak dapat diubah menuju masa depan energi terbarukan sangat penting untuk menghadapi krisis yang ada ini," ungkap Imam Catovic.

Dalam konteks ibadah haji, salah satu tujuan mendasar dari maqosid syariah adalah menjaga kehidupan manusia (hifzul nafs).

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Kazuki Rahmadani

Sumber: instagram @greenfaith.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Banjir Sumatra dan Krisis Moral Ekologis Bangsa

Sabtu, 6 Desember 2025 | 22:05 WIB

Tragedi Sumatera, Ketika Kesucian Alam Dipertaruhkan

Kamis, 4 Desember 2025 | 14:07 WIB
X