Baca Juga: Narasi Jahat di Balik Upaya Sistematis Menjatuhkan Jokowi dan Keluarganya
Kedua, laporan ini menekankan pentingnya menampilkan aktivisme pemuda berbasis agama. Nilai-nilai keimanan diyakini dapat menjadi pendorong moral bagi generasi muda untuk mengambil peran nyata dalam gerakan iklim. Di tangan mereka, iman bukan hanya doktrin spiritual, tetapi energi sosial yang menggerakkan perubahan.
Ketiga, diperlukan penguatan kapasitas juru bicara agama agar mampu tampil sebagai suara publik dalam isu iklim. Pemimpin agama diharapkan dapat berbicara pada momen-momen penting—mulai dari kebijakan dan pendanaan hingga bencana iklim—serta merespons cepat peristiwa lingkungan di wilayah masing-masing.
Laporan GreenFaith dan Gerakan Laudato Si’ menutup dengan satu pesan penting: narasi tentang agama dan iklim bukan sekadar upaya komunikasi, melainkan panggilan moral untuk meneguhkan kembali peran iman sebagai penjaga bumi. Dalam dunia yang kian terbelah oleh kepentingan, kolaborasi lintas agama dapat menjadi jembatan menuju masa depan yang lebih adil dan berkelanjutan.***
Artikel Terkait
Draw the Line: Seruan Lintas Iman untuk Transisi Energi Berkeadilan Menuju COP30
Tagilom: Upholding Peace from Ternate for the World
From Hashtags to Real Action: It’s Time for Youth to Lead Change
GreenFaith Indonesia Calls for a Moral Interfaith Voice at the Bangkok Climate Action Week
GreenFaith Indonesia dan Institut Dayakologi Satu Visi Menjaga Hutan dan Merawat Iman
Suara Iman dari Pontianak: Menyatukan Langkah Lintas Agama untuk Bumi yang Berkeadilan