Hening Parlan dan Suara Moral Lintas Iman Menggema di Bangkok Climate Action Week

photo author
- Sabtu, 4 Oktober 2025 | 15:05 WIB
Hening Parlan, Koordinator Nasional GreenFaith Indonesia (tengah) saat menghadiri Interfaith Dialogue on Collaborative Climate Actions yang digelar 2–4 Oktober 2025 di Bangkok, Thailand.
Hening Parlan, Koordinator Nasional GreenFaith Indonesia (tengah) saat menghadiri Interfaith Dialogue on Collaborative Climate Actions yang digelar 2–4 Oktober 2025 di Bangkok, Thailand.

Suara Iman di Ruang Kebijakan

Salah satu pesan terkuat dari Bangkok adalah perlunya menghadirkan suara iman di ruang kebijakan. Selama ini, keputusan iklim sering terjebak dalam kompromi politik dan kepentingan ekonomi jangka pendek.

“Agama seharusnya menjadi penyeimbang, bukan bagian dari politisasi. Ia harus berani menegur negara ketika rakyat kecil dikorbankan demi keuntungan segelintir pihak,” tegas Hening.

Krisis iklim memang bisa memecah belah, tetapi juga bisa menyatukan. Saat banjir datang, bencana tidak pernah bertanya apakah korban beragama Islam, Kristen, Hindu, atau Buddha.

“Di situlah iman menemukan maknanya: solidaritas universal demi kehidupan yang berkelanjutan,” ujarnya.

Baca Juga: “Mental Stunting” Pejabat

Hening menutup refleksinya dengan sebuah ajakan yang membekas.

“Umat beragama tidak boleh berhenti pada ritual. Tugas kita adalah menghidupkan doa dalam bentuk panel surya, khutbah yang menyadarkan, solidaritas lintas iman, hingga keberanian menegur penguasa yang rakus. Menjaga bumi bukan sekadar aktivisme, melainkan ibadah,” pungkasnya.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Sukowati Utami JI

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Banjir Sumatra dan Krisis Moral Ekologis Bangsa

Sabtu, 6 Desember 2025 | 22:05 WIB

Tragedi Sumatera, Ketika Kesucian Alam Dipertaruhkan

Kamis, 4 Desember 2025 | 14:07 WIB
X