HUKAMANEWS 1000 Cahaya – Gerakan hemat energi tak melulu soal teknologi canggih. Ia bisa dimulai dari rumah, dari langkah kecil yang dilakukan setiap hari, dan dari tangan-tangan perempuan.
Pesan itu mengemuka dalam Pengajian Tematik Green Hero yang diselenggarakan Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) ‘Aisyiyah Jawa Timur bersama Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Muna Barat, Selasa (30/9/2025).
Bertema “Energi Berkelanjutan untuk Masa Depan”, acara yang berlangsung hybrid di Gedung PW Muhammadiyah–‘Aisyiyah Jawa Timur dan melalui Zoom Meeting ini menghadirkan setidaknya 190 peserta. Antusiasme itu memperlihatkan kepedulian warga ‘Aisyiyah terhadap isu energi dan lingkungan.
Perempuan sebagai Agen Perubahan
Ketua PW ‘Aisyiyah Jawa Timur, Dra. Rukmini Amar, M.AP., mengingatkan bahwa penghematan energi bisa lahir dari kebiasaan sederhana.
“Semoga kegiatan ini bisa menghasilkan pembiasaan untuk melakukan hemat energi. Efisiensi energi mudah dilakukan dari rumah dan memberikan keuntungan, baik secara sadar maupun tidak,” ujarnya.
Menurut Rukmini, isu energi bukan hanya tentang keterbatasan sumber daya, tetapi juga perubahan pola pikir.
“Jika setiap keluarga membiasakan hemat energi, dampaknya bukan hanya pada pengurangan biaya, tetapi juga pada kesadaran ekologis masyarakat,” tambahnya.
Dalam forum itu, sorotan penting juga diarahkan pada peran perempuan. Dra. Miftachul Djannah, M.M., anggota LLHPB Jawa Timur sekaligus alumni ToT 1000 Cahaya, menegaskan bahwa perempuan berada di garis depan dalam isu energi.
Baca Juga: Rp100 Ribu Sehari untuk Guru, Tambal Sulam Distribusi MBG atau Titip-titip Honor Baru?
“Perempuan mempunyai posisi strategis dalam penyelamatan lingkungan karena mereka adalah pengguna energi sekaligus memiliki akses menuju energi bersih,” ungkapnya.
Bagi Miftachul, keterlibatan perempuan bukan pelengkap, melainkan fondasi. Mereka adalah penggerak di keluarga sekaligus motor perubahan sosial di komunitas.
Energi Surya sebagai Jalan Keluar
Sementara itu, Wakil Direktur 1000 Cahaya, Sudarto M. Abukasim, mengajak Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah mengambil langkah nyata memanfaatkan energi terbarukan.
“Amal usaha Muhammadiyah membutuhkan biaya listrik cukup besar. Karena itu, mari bersama menghadirkan terobosan baru untuk menekan penggunaan energi, baik melalui langkah sederhana maupun dengan memanfaatkan potensi energi surya,” katanya.
Energi surya, lanjut Sudarto, bisa menjadi strategi jangka panjang untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil yang makin menipis.
Artikel Terkait
Suara Lintas Iman dari Puja Mandala Bali untuk Selamatkan Bumi
Perempuan Tangguh Aisyiyah Jepara Warnai World Clean Up Day di Pantai Bandengan
Ketika Iman Tak Lagi Diam, Inilah Kolaborasi Lintas Agama Melawan Kerakusan yang Merusak Alam
Tagilom: Upholding Peace from Ternate for the World
From Hashtags to Real Action: It’s Time for Youth to Lead Change