Ketiga, praktik nyata di akar rumput semakin banyak: eco-pesantren, Islamic Green School, gereja ramah lingkungan, pura hijau, dan masjid konservasi air. Umat beragama terlibat dalam reboisasi, pengelolaan sampah, hingga advokasi energi terbarukan.
Hampir semua tradisi agama besar memiliki ajaran yang menekankan kesucian alam, tanggung jawab manusia terhadap ciptaan, serta prinsip keseimbangan hidup.
- Islam menegaskan manusia sebagai khalifah fil ardh (pemelihara bumi). Al-Qur’an juga memperingatkan agar manusia tidak melakukan fasad (kerusakan) di muka bumi (QS. Al-Baqarah: 30; QS. Ar-Rum: 41).
- Kristen mengenal konsep stewardship, bahwa manusia dititipkan bumi untuk dirawat, bukan dirusak.
- Katolik melalui ensiklik Laudato Si’ yang dikeluarkan Paus Fransiskus (2015), mengajak seluruh umat manusia menjaga “rumah bersama” dengan menghubungkan iman, keadilan sosial, dan ekologi. Dokumen ini menjadi salah satu inspirasi gerakan lingkungan lintas iman terbesar di dunia.
- Hindu mengajarkan harmoni kosmis Tri Hita Karana: menjaga keseimbangan hubungan manusia dengan Tuhan, sesama, dan alam.
- Buddha menekankan welas asih terhadap semua makhluk hidup (metta), yang menumbuhkan kesadaran ekologis bahwa semua kehidupan saling terkait.
- Konghucu mengajarkan prinsip Tian–Ren–He–Yi (kesatuan manusia dan alam semesta di bawah langit). Bagi penganut Konghucu, hidup selaras dengan alam adalah bagian dari kebajikan moral.
Contoh Gerakan Agama untuk Lingkungan
Banyak contoh nyata menunjukkan agama bisa menjadi kekuatan transformatif:
- Laudato Si’ (2015) – Ensiklik Paus Fransiskus yang menegaskan tanggung jawab moral umat Katolik (dan seluruh umat manusia) untuk menghadapi krisis iklim. Dokumen ini menjadi inspirasi bagi berbagai gerakan ekologi lintas iman.
- Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang Lingkungan – MUI telah mengeluarkan fatwa haram bagi praktik perusakan hutan (2011), perdagangan satwa langka (2014), dan pembakaran hutan (2016). Fatwa ini menjadi instrumen moral sekaligus hukum sosial yang mendukung perlindungan lingkungan.
- EcoBhinneka Muhammadiyah – Program lintas iman yang digerakkan Muhammadiyah sejak 2020, fokus pada penguatan kerukunan dan aksi lingkungan. Program ini telah berjalan di berbagai kota, seperti Pontianak, Solo, Ternate, dan Banyuwangi
- GreenFaith International Network – Gerakan global lintas agama yang berkomitmen mendorong keadilan iklim. Di Indonesia, GreenFaith Indonesia aktif menggerakkan aksi publik menolak energi fosil dan mengajak komunitas iman beralih ke energi terbarukan.
- Eco-Pesantren dan Islamic Green School – Lembaga pendidikan berbasis Islam yang mengintegrasikan ajaran agama dengan praktik ramah lingkungan, mulai dari konservasi air, pengelolaan sampah, hingga edukasi energi terbarukan.
Titik Temu: Jalan Tengah
Dari dua wajah agama tersebut, dapat disimpulkan bahwa agama bukanlah musuh atau sahabat secara otomatis. Agama bisa menjadi musuh ketika ajarannya disalahpahami atau dimanipulasi untuk kepentingan politik-ekonomi. Sebaliknya, agama bisa menjadi sahabat ketika ditafsirkan dengan cara yang kontekstual, progresif, dan berpihak pada keberlanjutan hidup.
Kuncinya ada pada ekoteologi — yaitu tafsir dan teologi yang menempatkan alam sebagai bagian integral dari iman. Ekoteologi mengajarkan bahwa menghancurkan bumi berarti menghancurkan ciptaan Tuhan. Dengan pendekatan ini, agama bisa menjadi sumber inspirasi spiritual, moral, dan sosial bagi gerakan lingkungan.
Rekomendasi dan Arah ke Depan
Untuk menjadikan agama benar-benar sahabat lingkungan, ada beberapa langkah yang bisa ditempuh:
- Reinterpretasi teks agama secara berkelanjutan, agar pesan-pesan pro-lingkungan lebih ditekankan dalam khutbah, ceramah, dan pendidikan agama.
- Penguatan gerakan keagamaan di bidang advokasi lingkungan, sehingga lembaga agama berani bersuara menolak kebijakan yang merusak ekologi.
- Kolaborasi lintas agama yang lebih luas, mengingat krisis lingkungan adalah masalah global yang melampaui sekat-sekat teologis.
- Membangun eco-Jihad, yaitu spiritualitas yang menumbuhkan kesadaran ekologis umat sehari-hari, mulai dari gaya hidup rendah karbon, pengurangan sampah, hingga keterlibatan dalam aksi lingkungan di komunitas.
Gerakan Nyata Lintas Iman
Kita bisa menemukan banyak contoh ketika agama menjadi energi positif bagi lingkungan:
- Fatwa Lingkungan MUI yang melarang perusakan hutan, perdagangan satwa langka, hingga pembakaran lahan. Fatwa ini memperkuat posisi hukum negara dengan landasan moral.
- EcoBhinneka Muhammadiyah sejak 2020 menggerakkan komunitas lintas iman di Solo, Pontianak, Ternate, dan Banyuwangi. Mereka menggabungkan aksi merawat lingkungan dengan merajut kerukunan antarumat beragama.
- Gerakan Laudato Si’ di kalangan Katolik, yang menginspirasi komunitas-komunitas paroki melakukan penanaman pohon, edukasi energi terbarukan, dan pengurangan plastik.
- GreenFaith Indonesia, bagian dari jaringan global lintas iman, yang aktif mengajak komunitas iman menolak energi kotor dan mendukung transisi energi bersih.
- Eco-Pesantren dan Islamic Green School, yang menanamkan kesadaran ekologis sejak dini melalui pendidikan berbasis agama.
Semua ini menunjukkan bahwa agama, bila dijalankan dengan kesadaran ekologis, mampu menjadi agen perubahan sosial.
Penutup
Apakah agama musuh atau sahabat lingkungan? Jawabannya ada pada cara kita memaknai dan mempraktikkan agama. Bila agama dijadikan legitimasi untuk mengeksploitasi bumi, ia bisa jadi musuh. Tetapi bila agama dipahami sebagai sumber nilai dan etika ekologis, maka agama adalah sahabat paling setia bumi.
Di tengah krisis iklim yang kian genting, kita membutuhkan agama yang menghadirkan compassion, bukan dominasi; yang mengajarkan tanggung jawab, bukan sekadar ritual; yang memandang alam bukan sebagai objek, tetapi sebagai bagian dari ciptaan Tuhan yang suci.
Artikel Terkait
Perjuangan Warga Pulau Pari Menolak Tenggelam di Tengah Krisis Iklim
Jadi Gugatan Iklim Pertama di Swiss, Suara Kecil Pulau Pari Menantang Raksasa Semen Holcim
Dari Al Qur’an hingga Laudato Si: Pesan Lintas Iman untuk Pulau Pari
Faith for Pulau Pari: Iman, Keadilan, dan Pertarungan Menolak Tenggelam
Dari Ternate, Muhammadiyah Menyalakan Cahaya Transisi Energi
Ekoteologi dan Krisis Lingkungan: Menemukan Titik Temu Agama dan Bumi
Maulid Nabi dan Tauhid Lingkungan: Meneladani Rasulullah dalam Menjaga Bumi
Inspirasi Hijau dari Masjid Supangat Tuban, Bukti Dakwah Bisa Hadir Lewat Energi terbarukan