Ketika kita berbicara tentang spirit Maulid Nabi, nilai-nilai yang relevan untuk memotivasi umat menjaga bumi saat ini adalah amanah, kesederhanaan, dan kasih sayang. Rasulullah hidup dengan sangat sederhana, tidak berlebihan dalam konsumsi, dan selalu mengingatkan sahabat untuk tidak boros air meskipun sedang berwudhu di sungai yang mengalir. Beliau juga sangat peduli terhadap kesejahteraan hewan, tanaman, dan lingkungan sekitar.
Tauhid Lingkungan: Merawat Ciptaan, Menghormati Sang Pencipta
Tauhid dalam Islam adalah pengakuan bahwa hanya Allah yang Maha Esa, pencipta segala sesuatu. Maka, tauhid lingkungan adalah kesadaran bahwa merusak alam berarti merusak ciptaan Allah, sementara merawat alam berarti menghormati-Nya. Inilah yang membedakan Islam dari pandangan antroposentris yang melihat alam semata sebagai objek eksploitasi.
Nabi Muhammad SAW pernah bersabda:
“Barangsiapa menanam pohon, lalu manusia atau hewan memakan (buahnya), maka baginya menjadi sedekah.” (HR. Ahmad).
Hadits ini menunjukkan bagaimana aktivitas sederhana yang berhubungan dengan alam memiliki dimensi spiritual yang besar. Menanam pohon bukan hanya tindakan ekologis, melainkan juga amal ibadah.
GreenFaith dan Spirit Lintas Iman
Dalam konteks Indonesia, banyak gerakan lingkungan lahir dari kepedulian moral dan sosial. Namun, GreenFaith membawa perbedaan dengan menghadirkan perspektif keagamaan dan spiritual dalam aksi lingkungan. Gerakan ini menghubungkan ajaran iman dengan praktik nyata menjaga bumi, serta merangkul berbagai agama untuk bergerak bersama.
Peran tokoh agama atau pemimpin spiritual sangat penting. Mereka memiliki otoritas moral yang dapat menginspirasi umat untuk terlibat. Di banyak komunitas, suara kiai, ustaz, pendeta, atau biksu jauh lebih didengar daripada aktivis lingkungan biasa. Karena itu, menghadirkan isu krisis iklim dalam khutbah, pengajian, atau mimbar ibadah akan jauh lebih efektif dalam membangun kesadaran.
Nilai-nilai Nabi Muhammad yang bisa menjadi blueprint menghadapi krisis iklim antara lain: amanah (bertanggung jawab atas bumi sebagai titipan Allah), kesederhanaan (menghindari gaya hidup boros dan berlebihan), serta keadilan (tidak mengambil hak generasi mendatang dengan mengeksploitasi sumber daya secara rakus).
Rumah Ibadah sebagai Pusat Aksi Ramah Lingkungan
Tantangan besar kita adalah banyak rumah ibadah yang belum memperhatikan efisiensi energi atau pengelolaan sampah. Padahal, rumah ibadah adalah pusat pertemuan umat, sekaligus ruang spiritual yang bisa menjadi teladan. Mendorong rumah ibadah ramah lingkungan bisa dimulai dari langkah sederhana: menggunakan energi terbarukan, mengurangi plastik sekali pakai, membuat kebun kecil, hingga mendaur ulang sampah.
GreenFaith telah menunjukkan contoh konkret, misalnya dengan menggerakkan komunitas lintas iman untuk menanam pohon bersama, kampanye pengurangan plastik di acara keagamaan, serta mendorong penggunaan energi terbarukan di masjid, gereja, dan vihara.
Menghadapi Skeptisisme danTantangan di Indonesia
Masih banyak kelompok yang meragukan perubahan iklim atau menganggapnya bukan ancaman nyata. Untuk menghadapi hal ini, pendekatan keagamaan bisa menjadi kunci. Ketika kita menjelaskan bahwa menjaga bumi adalah bagian dari iman, bahwa Rasulullah sendiri mencontohkan kesederhanaan dan kepedulian lingkungan, maka resistensi bisa berkurang.
Dalam konteks Indonesia, tantangan terbesar menciptakan “umat ramah lingkungan” adalah kebiasaan konsumtif, lemahnya pendidikan lingkungan berbasis iman, dan belum terintegrasinya isu ekologi dalam kurikulum agama. Karena itu, pendidikan agama di sekolah dan pesantren perlu memasukkan isu lingkungan agar generasi mendatang lebih peduli bumi.
Artikel Terkait
Perjuangan Warga Pulau Pari Menolak Tenggelam di Tengah Krisis Iklim
Kondisi Pulau Pari Saat Ini: Pernah Makmur Kini Terjepit Abrasi, Reklamasi, dan Kriminalisasi
Jadi Gugatan Iklim Pertama di Swiss, Suara Kecil Pulau Pari Menantang Raksasa Semen Holcim
Dari Al Qur’an hingga Laudato Si: Pesan Lintas Iman untuk Pulau Pari
Faith for Pulau Pari: Iman, Keadilan, dan Pertarungan Menolak Tenggelam