“Keadilan iklim bukan soal angka emisi semata. Ini tentang manusia, tentang hak hidup yang layak, tentang komunitas seperti Pulau Pari yang di ujung tanduk karena kerakusan segelintir pihak,” ujarnya.
Cerita Bobi adalah cermin dari banyak kampung pesisir di Indonesia yang menghadapi ancaman tenggelam, baik secara harfiah maupun sosial.
Pulau Pari hanyalah satu contoh dari puluhan ribu pulau kecil di Nusantara yang rentan. Namun di tengah keterbatasan, mereka tak menyerah. Mereka menolak tenggelam.
“Jangan biarkan kami tenggelam. Save Pulau Pari,” seru Bobi menutup kisahnya. Sebuah pesan yang menggema lebih dari sekadar slogan: ini adalah panggilan untuk adil terhadap bumi dan semua penghuninya.***
Artikel Terkait
Green Youth Quake: Ketika Pemuda NU dan Muhammadiyah Bangkit Hadapi Krisis Iklim
Ekofeminisme dan Suara Perempuan di Tengah Krisis Iklim
Agama, Alam, dan Kapitalisme: Refleksi Islam atas Krisis Ekologis Global
Tambang, Oligarki, dan Perlawanan Rakyat: Wajah Buram Ekonomi Politik SDA
Greenpeace Beberkan Jurus Kampanye Menggugah Opini Publik dan Menggoyang Kebijakan Lingkungan
Ketika Utang Jadi Dosa Jariah, Hening Parlan Tawarkan Jalan Baru Pendanaan Transisi Energi
Kapitalisme dan Ruang Hidup: Suara Kritis dari Pesantren Ekologi Bogor