Contohnya pada penanganan banjir di perkotaan.
Membangun sistem drainase yang baik adalah bentuk adaptasi, sementara mengurangi sampah plastik lewat daur ulang adalah bagian dari mitigasi.
Keduanya punya kontribusi besar terhadap ketahanan kota menghadapi cuaca ekstrem.
Dalam konteks krisis air dan pangan, kita bisa melihat sinergi ini lewat pendekatan agroforestri.
Selain menjaga kelembapan tanah dan mencegah erosi (adaptasi), agroforestri juga menyerap karbon dan menjaga keseimbangan ekosistem (mitigasi).
Jadi, Mana yang Lebih Penting?
Jawabannya: dua-duanya.
Adaptasi dan mitigasi bukan pilihan yang saling meniadakan, tapi pendekatan yang harus dijalankan bersamaan.
Kalau hanya fokus pada mitigasi tanpa adaptasi, kita bisa jadi lengah menghadapi dampak yang sudah terjadi.
Sebaliknya, kalau hanya beradaptasi tanpa mengurangi penyebabnya, krisis iklim akan terus memburuk.
Untuk kamu yang ingin ikut berkontribusi, mulai dari hal kecil saja bisa berdampak besar.
Baca Juga: Nuzulul Quran dan Pesan Al-Qur'an, Kenali Istilah Ekologis yang Bisa Ubah Cara Kita Menjaga Bumi
Gunakan transportasi umum, hemat energi, kurangi sampah plastik, atau tanam pohon di lingkungan rumah.
Karena perubahan iklim bukan cuma tugas pemerintah atau aktivis, tapi tanggung jawab bersama.
Artikel Terkait
Membumikan Iman untuk Menyelamatkan Bumi, Eco Bhinneka dan GreenFaith Gelar Diseminasi Hasil Advokasi Lintas Agama untuk Mengelola Risiko Lingkungan
Gunakan Panel Surya dan Kincir Angin, Dusun Bondan Kampung Laut Cilacap Jawa Tengah Merdeka Lewat Energi Terbarukan
Danau Singkarak, PLTS Terapung Terbesar Sumatra yang Memicu Kontroversi
Gerakan Puasa Energi di Bulan Ramadan Berhasil Hemat 59.063 Jam & Selamatkan Puluhan Juta Rupiah
Nuzulul Quran dan Pesan Al-Qur'an, Kenali Istilah Ekologis yang Bisa Ubah Cara Kita Menjaga Bumi