Danau Singkarak, PLTS Terapung Terbesar Sumatra yang Memicu Kontroversi

PLTS terapung di Danau Singkarak direncanakan memiliki kapasitas 50 MW dengan estimasi luas sekitar 49 hektar. Luas ini setara dengan 0,45% dari total luas permukaan danau.

Proyek ini juga masuk dalam Program Proyek Strategis Nasional (PSN) dalam sektor pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan di Indonesia.

Meskipun proyek ini menjanjikan kontribusi signifikan terhadap pengembangan energi terbarukan, penolakan dari masyarakat lokal menunjukkan perlunya pendekatan yang lebih inklusif.

Keterlibatan aktif masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek sangat penting untuk memastikan keberlanjutan dan penerimaan sosial.

Baca Juga: 5 Masjid dengan Desain Ramah Lingkungan, Inovasi Hijau yang Perkuat Keimanan dan Kepedulian Umat!

Selain itu, proyek ini diharapkan dapat membuka peluang baru bagi masyarakat lokal melalui penciptaan lapangan kerja di sektor energi hijau.

Misalnya, proyek pembangunan PLTS di beberapa daerah telah memberikan peluang kerja bagi penduduk setempat, mulai dari instalasi panel surya hingga pemeliharaan sistem.

Namun, tanpa komunikasi yang efektif dan transparansi, manfaat tersebut mungkin tidak dirasakan oleh masyarakat sekitar Danau Singkarak.

Kisah Danau Singkarak ini mencerminkan tantangan dalam mengintegrasikan proyek energi terbarukan dengan kepentingan masyarakat lokal.

Baca Juga: Bagaimana Berkomunikasi Dengan Rakyat, Presiden Prabowo Subianto Harus Beri Contoh ke Jajarannya

Transisi energi menuju sumber daya terbarukan memang penting, tetapi harus dilakukan dengan mempertimbangkan dampak sosial dan lingkungan secara menyeluruh.

Hanya dengan pendekatan yang inklusif dan transparan, proyek seperti PLTS terapung di Danau Singkarak dapat mencapai tujuan energinya tanpa mengorbankan kesejahteraan masyarakat lokal.***