Di Inggris, misalnya, komunitas Muslim aktif menggerakkan aksi lingkungan di tingkat akar rumput.
Mereka fokus pada edukasi dan penyadaran di komunitas-komunitas kecil.
Sebaliknya, di negara-negara mayoritas Muslim seperti Indonesia, aksi lebih banyak digerakkan oleh organisasi besar seperti Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.
Pendekatan mereka cenderung dari atas ke bawah, dengan menggunakan kekuatan institusi untuk menciptakan dampak yang lebih luas.
Green Islam: Mengubah Paradigma, Mendorong Keadilan Iklim
Gerakan Green Islam adalah contoh nyata bagaimana agama dapat menjadi solusi bagi masalah global.
Fokusnya bukan hanya pada pengurangan emisi karbon, tetapi juga pada keadilan iklim dan adaptasi.
Di Indonesia, misalnya, hasil survei PPIM UIN Jakarta (2024) menunjukkan bahwa potensi Green Islam sangat besar meskipun belum banyak dikenal.
Apa yang membuat gerakan ini unik? Mereka mengintegrasikan nilai-nilai spiritual Islam dengan aksi nyata untuk lingkungan.
Hal ini menciptakan pendekatan yang tidak hanya rasional tetapi juga emosional, membuat lebih banyak orang merasa terhubung dengan isu lingkungan.
Aksi Nyata: Dari Komunitas hingga Kerja Sama Antaragama
Salah satu cara efektif untuk mendorong perubahan adalah melalui aksi nyata di tingkat komunitas.
Di Inggris, gerakan akar rumput berhasil meningkatkan kesadaran lingkungan di kalangan Muslim. Hal ini bisa menjadi inspirasi bagi negara lain, termasuk Indonesia.
Artikel Terkait
Hening Parlan Raih Planet Award 2024, Inspirasi Hijau Indonesia untuk Dunia
Bumi Borneo Menjerit! Forum Lintas Agama Serukan Aksi Nyata Atasi Krisis Iklim
Kuota Emisi Hampir Habis! Ini Alasan Generasi Z Harus Jadi Garda Terdepan Perjuangan Melawan Krisis Iklim
Kolaborasi KEBUMI, GreenFaith Indonesia, MPKU Jabar, dan RSU UMC di Cirebon, Gelar Aksi Sosial Bagi Kacamata Gratis dan Pemeriksaan Mata
Krisis Iklim Mengancam Kesehatan, KEBUMI dan GreenFaith Indonesia Galang Aksi di Cirebon