Ia menambahkan, pelatihan ini adalah langkah awal untuk membangun kesadaran yang lebih dalam tentang climate justice.
Di masa depan, Hening berharap mahasiswa STFT Jakarta akan aktif turun ke lapangan, melakukan sosialisasi, baik di dalam kampus maupun di gereja-gereja.
Menurutnya, aksi nyata seperti ini dapat membawa perubahan besar dalam masyarakat.
Melalui pelatihan ini, kolaborasi antara GreenFaith dan STFT Jakarta membuktikan bahwa pendidikan tentang keadilan iklim bukanlah sekadar teori belaka.
Baca Juga: Sehari Bersama GFI, Pemimpin Lintas Iman Asah Skill Hadapi Wawancara Media
Mereka berharap, tindakan nyata yang diambil oleh mahasiswa dan seluruh civitas akademika STFT Jakarta akan menjadi inspirasi bagi banyak pihak lain untuk ikut bergerak.
Dengan demikian, kampus STFT Jakarta bukan hanya menjadi tempat belajar teologi, tetapi juga menjadi pusat pergerakan perubahan sosial, terutama dalam isu-isu lingkungan.
Kolaborasi ini diharapkan akan terus berlanjut dan menjadi contoh bagi kampus-kampus lain dalam menjaga bumi kita.
Pelatihan ini menunjukkan betapa pentingnya aksi nyata dalam mewujudkan keadilan iklim.
Dengan adanya kolaborasi seperti yang dilakukan oleh GreenFaith dan STFT Jakarta, semoga semakin banyak institusi yang tergerak untuk mengambil peran aktif dalam pelestarian lingkungan.
Sebuah langkah kecil yang dapat berdampak besar bagi bumi kita di masa depan.***
Artikel Terkait
Fikih Transisi Energi Berkeadilan, Komitmen Muhammadiyah untuk Umat dan Keberlanjutan Bumi
Islam dan Perubahan Iklim, Jens Köhrsen: Saatnya Pemimpin Muslim dan Gerakan Hijau Bikin Gebrakan!
Inggris Akhiri Era Batu Bara, Listrik Hijau Ambil Alih! Siapkah Dunia Ikuti Jejak Berani Ini atau Tetap Nyaman dengan Polusi?
Transformasi Masjid Menjadi Pusat Gerakan Hijau, Simak Bagaimana Green Islam Bisa Selamatkan Bumi dari Krisis Iklim
Sehari Bersama GFI, Pemimpin Lintas Iman Asah Skill Hadapi Wawancara Media