Hening Parlan Ungkap Kolaborasi STFT Jakarta dan GreenFaith, Misi Menggerakkan Kampus Hijau Demi Keadilan Iklim

photo author
- Rabu, 9 Oktober 2024 | 06:00 WIB
Kolaborasi GreenFaith dan STFT Jakarta menciptakan perubahan nyata untuk keadilan iklim dalam acara pelatihan inspiratif. (STFT Jakarta / HukamaNews.com)
Kolaborasi GreenFaith dan STFT Jakarta menciptakan perubahan nyata untuk keadilan iklim dalam acara pelatihan inspiratif. (STFT Jakarta / HukamaNews.com)

HUKAMANEWS Greenfaith - Kamis, 25 Januari 2024, menjadi hari yang penuh makna bagi kampus Sekolah Tinggi Filsafat Theologi (STFT Jakarta).

Dalam rangkaian acara bertema "Climate Justice – Clean Energy, Clean Heart", GreenFaith Indonesia mengadakan pelatihan yang menggugah kesadaran tentang pentingnya keadilan iklim.

Pelatihan ini diadakan dengan perspektif Kristen dan Katolik, dihadiri berbagai peserta dari pukul 08.00 hingga 17.00.

Baca Juga: Kabupaten Sukabumi Jawa Barat, Selasa Malam Baru Saja Digunjang Gempa Magnitudo 4.9

Acara dibuka dengan penuh kehangatan oleh Ketua STFT Jakarta, Prof. Binsar J. Pakpahan, yang menekankan pentingnya peran kampus dalam menciptakan perubahan nyata dalam menjaga lingkungan.

Dalam sambutannya, Prof. Binsar menyoroti bahwa peran institusi gereja sangat vital dalam isu-isu lingkungan, meskipun seringkali implementasinya kurang maksimal.

Sementara itu, Hening Parlan, koordinator GreenFaith Indonesia, juga memberikan sambutan mewakili peserta.

Baca Juga: Terlihat Galau di Akhir Masa Jabatannya, Jokowi Usai Lengser Langsung Pulang ke Solo dan Puasa Bicara 3 Minggu

Dia menyampaikan bahwa acara ini bukan sekadar pelatihan biasa, melainkan upaya untuk membangun kesadaran kolektif dan memberikan pengetahuan lintas disiplin—meliputi sains, ekonomi, politik, dan teologi untuk menangani perubahan iklim yang semakin mendesak.

Pelatihan ini diisi oleh beberapa pembicara yang ahli di bidangnya. Sesi pertama dibawakan oleh Dr. Bondan Kanumoyoso, M.Hum, Dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia.

Dalam sesi ini, Dr. Bondan menjelaskan sejarah kebijakan yang berdampak buruk pada lingkungan sejak era kolonialisme.

Baca Juga: Perbandingan Redmi Note 11 vs Redmi Note 10S, Mana yang Lebih Unggul?

Kebijakan tersebut tidak hanya menyebabkan kerusakan lingkungan tetapi juga ketidakadilan dalam menyelesaikan krisis iklim, khususnya bagi penduduk yang terpinggirkan.

Sesi kedua menampilkan Prof. Binsar J. Pakpahan yang membahas etika Kristen dalam menjaga lingkungan hidup.

Menurutnya, meskipun gereja sudah banyak berbicara tentang pentingnya pelestarian lingkungan, permasalahan sering terjadi pada tahap implementasi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Kazuki Rahmadani

Sumber: stftjakarta.ac.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Banjir Sumatra dan Krisis Moral Ekologis Bangsa

Sabtu, 6 Desember 2025 | 22:05 WIB

Tragedi Sumatera, Ketika Kesucian Alam Dipertaruhkan

Kamis, 4 Desember 2025 | 14:07 WIB
X