bisnis

Gak Perlu Ribet Lagi! Distribusi Pupuk Subsidi Sekarang Lewat Kopdes Merah Putih, Siap-Siap Swasembada Pangan Bikin Petani Makin Untung

Jumat, 25 Juli 2025 | 11:00 WIB
Pupuk Indonesia dukung koperasi desa untuk permudah akses pupuk petani, bantu tingkatkan hasil panen dan ekonomi lokal. (HukamaNews.com / Antara News)

HUKAMANEWS - Upaya mencapai kemandirian pangan di Indonesia kini memasuki babak baru dengan hadirnya program Koperasi Desa Merah Putih atau Kopdes Merah Putih.

Program ini diluncurkan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto di Klaten, Jawa Tengah, sebagai bagian dari strategi nasional memperkuat ketahanan pangan dari level akar rumput.

Kehadiran Kopdes Merah Putih diyakini bukan sekadar simbol, tapi menjadi struktur distribusi baru yang menyentuh langsung kehidupan petani.

Dengan koperasi yang berbasis di desa, proses distribusi pupuk subsidi menjadi lebih dekat, lebih transparan, dan lebih merata.

Baca Juga: Bukan Sekadar Nongkrong! CCTV Ungkap yang Dilakukan Arya Daru Diam-diam di Rooftop Sebelum Tewas dengan Kepala Dilakban

Inisiatif ini pun langsung mendapat dukungan dari PT Pupuk Indonesia (Persero), yang menegaskan komitmennya terhadap sistem pertanian berkelanjutan lewat skema distribusi pupuk yang lebih efisien dan merata.

Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, menyebut bahwa integrasi Kopdes Merah Putih ke dalam sistem distribusi pupuk merupakan langkah strategis dalam menjawab tantangan ketimpangan akses pupuk yang selama ini masih jadi persoalan klasik petani kecil.

Menurut Rahmad, Pupuk Indonesia tidak hanya menyediakan pasokan pupuk subsidi, tetapi juga turut memastikan penguatan dari sisi kelembagaan koperasi, legalitas, hingga peningkatan kualitas SDM-nya.

Tujuannya jelas, agar Kopdes Merah Putih bisa menjalankan fungsinya secara optimal sebagai titik serah pupuk di tingkat desa.

Baca Juga: Skandal RPTKA Makin Dalam! KPK Bongkar Pemerasan, Moge Mewah Jadi Petunjuk, Eks Stafsus Bongkar Jejak Uang Haram

Selain itu, petani nantinya juga dapat mengakses pupuk nonsubsidi seperti ZA, ZK, Phosgreen, Phonska Plus, hingga pestisida melalui koperasi ini.

Model distribusi ini diharapkan bisa menciptakan efisiensi logistik dan memangkas rantai distribusi yang selama ini membuat harga pupuk kerap membumbung tinggi.

Tak hanya berhenti di urusan distribusi, koperasi ini juga didorong untuk memberi nilai tambah ekonomi bagi petani.

Pupuk Indonesia bahkan mendorong Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dan Kelompok Tani (Poktan) untuk menjadi bagian dari koperasi.

Langkah ini dipercaya mampu memperkuat daya tawar petani sekaligus membuka peluang bagi terbentuknya ekosistem ekonomi desa yang lebih mandiri.

Halaman:

Tags

Terkini