bisnis

Trump Naikkan Tarif 32 Persen, Pemerintah Pilih Jalur Damai tapi Risiko Dagang Indonesia Tetap Mengintai

Senin, 7 April 2025 | 22:00 WIB
Ilustrasi dampak kebijakan tarif Donald Trump terhadap ekspor dan perdagangan Indonesia di pasar global. (HukamaNews.com)

Sektor yang terdampak harus mendapat dukungan konkret, misalnya melalui program pelatihan ulang bagi tenaga kerja yang kehilangan pekerjaan atau terkena pemangkasan jam kerja.

Tujuannya jelas: memastikan mereka tetap relevan dan produktif di tengah perubahan pasar global.

Meski tekanan dari luar terasa berat, bukan berarti Indonesia tak punya ruang manuver.

Justru ini bisa jadi momentum penting untuk refleksi dan reformasi strategi perdagangan nasional.

Dibanding sekadar mempertahankan relasi dagang lama, ini saatnya merancang kebijakan ekspor yang lebih adaptif, progresif, dan tahan terhadap gejolak geopolitik global.

Baca Juga: Partai Demokrat Rencanakan Pemakzulan Trump dalam Waktu 30 Hari, Trump Dinilai Tak Layak Sebagai Presiden

Dari sisi diplomasi, Indonesia sudah menunjukkan sikap dewasa dengan tidak terjebak dalam aksi saling balas.

Tapi diplomasi saja tidak cukup jika tidak dibarengi dengan penguatan fundamental ekonomi di dalam negeri.

Kunci untuk menghadapi kebijakan proteksionis seperti ini ada pada kombinasi antara ketegasan arah baru ekonomi, kesiapan sektor industri, dan kemampuan negara membuka pasar baru secara agresif tapi strategis.

Kesimpulannya, kebijakan tarif yang diambil Donald Trump mungkin menjadi guncangan awal bagi perekonomian Indonesia.

Baca Juga: Efek Domino Kebijakan Tarif Impor Trump, Dunia di Ambang Krisis PHK dan Resesi Global

Namun, jika direspons dengan cerdas dan berani mengambil langkah reformis, tekanan ini bisa berubah jadi peluang besar untuk menciptakan ekonomi Indonesia yang lebih tangguh, inklusif, dan berdaya saing tinggi.

Diplomasi bukan akhir dari cerita, ini justru baru bab awal dari strategi perdagangan yang benar-benar berorientasi masa depan. ***

Halaman:

Tags

Terkini