Rencana Presiden Prabowo Hadapi Tarif Dagang Baru dari AS Dianggap Tak Cerdas, Netizen Ini Pertanyakan Intelektual Prabowo Kenapa Jadi Lemah

photo author
- Minggu, 6 April 2025 | 15:06 WIB
Presiden Prabowo
Presiden Prabowo

HUKAMANEWS - Rencana Presiden Prabowo hadapi ancaman tarif dagang baru dari Amerika Serikat yang mencapai 32 persen, dianggap tak cerdas.

Ancaman tarif dagang baru dari Amerika Serikat terhadap ekspor Indonesia ini, Prabowo Subianto, tampil dengan penuh percaya diri mengumbar strategi yang bisa dibilang sangat lemah.

Menurut salah satu pengguna akun X Mas Hara/Disruptor Handal, dikutip pada Sabtu (6/4), Prabowo dengan yakin akan menyelamatkan ekonomi bangsa dengan memaksimalkan Makan Bergizi Gratis, Hilirisasi, dan memanfaatkan keanggotaan di dalam BRICS.

Bagi pemujanya strategi Prabowo tadi akan mereka sambut dengan tepuk tangan, atau bahkan tangisan.

"Namun, benarkah strategi "jenius" itu datang dari seorang Prabowo yang (dulunya) intelek, atau, hanya sekedar omong kosong dari Presiden yang semakin terlihat bodoh di mata saya?"

Apakah dengan mengandalkan MBG, hilirisasi, dan keanggotaan BRICS bisa menjadi penopang ekonomi negara yang sedang tidak baik-baik saja ini? Bisa, tapi saya bohong, hehehe.

Baca Juga: Efek Domino Kebijakan Tarif Impor Trump, Dunia di Ambang Krisis PHK dan Resesi Global

Faktanya, kurs IDR yang terus saja merosot hingga Rp16.950 per USD, tidak akan mampu menolong kita dari kenaikan harga-harga kebutuhan dari primer, tersier, hingga sekunder yang masih mengandalkan impor.

Esai kali ini sengaja saya buat dengan provokatif, karena saya pribadi sudah gelisah dengan semakin tumpulnya intelektualitas Presiden Prabowo.

Prabowo menjadikan program MBG sebagai andalan untuk membentengi ketahanan ekonomi nasional, karena ia beranggapan bahwa anak-anak sekolah dan ibu hamil akan menjadi lebih sehat, produktivitas menjadi naik, dan bangsa jadi kuat dalam menghadapi tekanan ekonomi global.

Program ini, yang diperkirakan menelan biaya sebanyak Rp 450 triliun per tahun, dibangun di atas pondasi yang rapuh dengan ketergantungan terhadap impor pangan.

Indonesia masih melakukan impor 2,5 juta ton beras dan 1,8 juta ton sayuran setiap tahun, dan dengan IDR yang anjlok, harga barang-barang impor ini akan melonjak tajam.

Baca Juga: Light Phone 3, Smartphone 'Dumb' Harga Premium, Solusi Detoks Digital atau Sekadar Gaya?

Beras impor dari Vietnam, misalnya, yang tadinya Rp12.000 per kg kini tembus Rp15.000 per kg hanya dalam hitungan bulan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Keikei Utari

Sumber: Akun X

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X