HUKAMANEWS - PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) atau PPA akan melakukan inbreng terhadap belasan perusahaan BUMN yang berada di bawah pengelolaannya ke Danareksa.
Langkah ini diambil sebagai bagian dari strategi untuk mengoptimalkan pengelolaan aset negara.
Menurut Yadi Jaya Ruchandi, Direktur Utama PPA, terdapat empat BUMN yang akan langsung diinbrengkan, yaitu Persero Batam, PT Boma Bisma Indra (Persero) atau BBI, PT. Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (Persero), serta PT Industri Kapal Indonesia (Persero) atau IKI.
Baca Juga: PPATK Didesak DPR untuk Berkontribusi dalam Operasi Penangkapan Fredy Pratama
"Kami telah mengkategorikan ini dengan jelas untuk memastikan transparansi dan efisiensi dalam pengelolaan," ujar Yadi dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI.
Persero Batam diperkirakan akan selesai inbrengnya tahun ini, sementara BBI direncanakan pada tahun 2025-2026.
Adapun BUMN sektor galangan kapal juga ditargetkan selesai dalam tahun mendatang.
Baca Juga: KPK Terus Menyidik Kasus Harun Masiku Tanpa Politisasi dan Periksa Hasto Kristiyanto sebagai Saksi
"Ini akan membentuk klaster baru di Danareksa, yang akan mendapatkan fokus penanganan yang lebih intensif," tambah Yadi.
Inbreng adalah transaksi yang memasukkan aset non-tunai, seperti tanah, dari para pemegang saham untuk dijadikan modal perusahaan.
Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja operasional dan mengoptimalkan pengelolaan aset negara secara keseluruhan.
Selain inbreng, beberapa BUMN seperti PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) atau INTI, PT.PRIMISSIMA (Persero), PNRI, dan PT Djakarta Lloyd (Persero) membutuhkan restrukturisasi atau pengurangan operasional.
"Kami berupaya untuk menyelesaikan utang-utang masa lalu melalui strategi penjualan aset, seperti yang tengah dilakukan oleh Indah Karya," jelas Yadi.
Enam perusahaan BUMN lainnya, seperti PT Indah Karya (Persero), PT Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero), PT Amarta Karya (Persero), PT Barata Indonesia (Persero), PT. Varuna Tirta Prakasya (Persero), dan PT Semen Kupang, ditargetkan untuk menyelesaikan potensi operasi minimumnya pada akhir 2027.