Baca Juga: Diduga Curi Data Pribadi, Aplikasi AI China Ini Dipantau Ketat! DeepSeek Terancam Diblokir di Eropa?
"Untuk mata uang emerging market, potensinya melemah (karena kebijakan tarif) sama dengan rupiah karena pasar biasanya mau mengamankan aset dari kebijakan yang dianggap tidak pro pertumbuhan, sambil melihat perkembangan situasi selanjutnya," ungkap Aris.
Ancaman pelemahan rupiah juga berasal dari ancaman Trump yang bakal mengenakan tarif dagang 100 persen terhadap BRICS atas dedolarisasi sebagaimana disampaikan pengamat mata uang Ibrahim Assuabi.
"Trump mengancam akan mengenakan tarif perdagangan 100 persen pada kelompok negara BRICS atas upaya mereka untuk menciptakan mata uang mereka sendiri dan menjauh dari dolar. Trump menuntut komitmen dari kelompok tersebut yang sebagian besar terdiri dari Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan bahwa mereka tidak akan meluncurkan usaha semacam itu," kata dia.
Nilai tukar rupiah (kurs) pada penutupan perdagangan hari ini melemah 49 poin atau 0,30 persen menjadi Rp16.305 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.257 per dolar AS.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Jumat turut melemah ke level Rp16.312 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.259 per dolar AS.***
Artikel Terkait
Presiden Rusia Vladimir Putin: Amerika Sengaja Gunakan Dolar Sebagai Senjata Politik, Tinggalkan Dolar Sekarang Juga!
Pensiun Dini PLTU Batubara di Indonesia Bisa Cegah 182 Kematian Akibat Polusi dan Hemat Anggaran Triliunan Rupiah
Nilai Rupiah Terjun Bebas ke Rp16.254 per Dolar AS, Ada Apa dengan Bank Indonesia?
Anggota DPR Ini Sebut Melemahnya Rupiah Bukan Dipengaruhi Adanya Penggeledahan di Kantor Pusat BI
Kesal Tak Lagi Bisa Ambil Uang di ATM Karena Nol Rupiah, Saksi Rita Ungkap Marah Kepada Erintuah Damanik yang Terseret Kasus Ronald Tannur