analisis

Dugaan Dinasti Politik Keluarga Jokowi, antara Ambisi dan Etika Kekuasaan

Senin, 16 Oktober 2023 | 08:08 WIB
Ilustrasi. Benarkah Presiden Jokowi sedang pembangun dinasti politik melalui anak-anak dan menantunya?

HUKAMANEWS –  Belakangan, gerakan protes terhadap nepotisme dan sindiran tentang ‘orang dalam’ di pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) makin gencar disuarakan oleh banyak kalangan.

Munculnya narasi tentang ‘orang dalam’ menjadi sindiran halus bahwa hanya orang-orang tertentu yang dekat atau bisa mendekat dengan ring keluarga Jokowi akan dengan mudah mendapatkan jalan menuju tampuk kekuasaan.

Di sisi lain, fakta bahwa dua anak kandung Presiden Jokowi beserta menantunya yang melenggang mulus menduduki posisi kepala daerah dan ketua umum partai politik, menguatkan dugaan praktik nepotisme kian menjadi di keluarga mantan walikota Solo ini.

Baca Juga: Ning Yana, Putri Pengasuh Pesantren Sidogiri, Dukung Erick Thohir Jadi ‘Kakak Asuh’ Ekonomi Pesantren

Dus, hari ini, Senin 16 Oktober 2023, bila tak ada aral melintang, Mahkamah Konstitusi (MK) akan membacakan putusan gugatan terkait usia minimum calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres). Apabila gugatan dikabulkan, maka perjalanan Gibran Rakabuming Raka yang merupakan putra sulung Jokowi untuk mendampingi capres Prabowo Subianto sebagai cawapres pada Pilpres 2024 bisa dengan mulus dilakukan.

Apakah benar dugaan sebagian kalangan bahwa saat ini Jokowi sedang membangun dinasti politik dan benarkah nepotisme sedang menyelimuti elite pemerintahan saat ini? Pengamat politik Dr. Pieter C Zulkifli, SH., MH memberikan analisis kritisnya terhadap fenomena ini.

Mengutip pendapat Socrates, “Demokrasi tanpa pendidikan politik yang baik dan benar, maka suara rakyat menjadi dogma berbahaya di lingkungan yang tidak dikendalikan sistem kepemimpinan yang bijak dan berwawasan.”

Baca Juga: 5 Tips Sederhana Mengendalikan Stres Berlebihan, Nomor 3 Sangat Mudah Dilakukan

Dalam amatan penulis, fenomena politik yang terjadi sekarang ini makin menjauh dari etika demokrasi. Banyak kalangan menganggap reformasi justru membuat demokrasi di Indonesia menjadi keblinger. Di sisi lain, praktik KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) yang diberangus seiring dengan gerakan reformasi 98, kini justru tumbuh subur. 

KKN terjadi di berbagai lini pemerintahan dengan tanpa tedeng aling-aling. Sehingga ada guyonan, bila di era Orde Baru banyak korupsi terjadi di bawah meja, sekarang korupsi sudah terang-terangan di atas meja bahkan mejanya ikut dikorupsi.

Masuk ke pembahasan tentang politik dinasti, ini merupakan sistem reproduksi kekuasaan yang primitif karena mengandalkan darah dan keturunan hanya dari beberapa orang. Dalam teori politik hukum Indonesia, politik dinasti sangat berbahaya.

Baca Juga: Daftar dan Spesifikasi Smartphone Terbaru Rilis Oktober 2023: Google Pixel, Xiaomi, Oppo Flip, hingga Samsung

Yang mengejutkan, ternyata Jokowi adalah presiden pertama yang memiliki anak dan menantu yang menjabat sebagai walikota selama dua periode menjadi Presiden.

Bicara fakta, Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution dengan mudah memenangkan pemilihan kepala daerah di Solo dan Medan. Selanjutnya akan kita lihat bersama, Gibran dan Bobby akan berusaha dengan cepat untuk naik level.

Halaman:

Tags

Terkini

Membenahi Gagap Nalar Peradilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:37 WIB

Bandara IMIP dan Hilangnya Kedaulatan Negara

Kamis, 27 November 2025 | 15:06 WIB

Rapuhnya Integritas “Wakil Tuhan di Muka Bumi”

Senin, 27 Oktober 2025 | 10:00 WIB

DPR dan Mutu Rendah Legislasi

Senin, 13 Oktober 2025 | 07:00 WIB

Jalan Terjal Mengembalikan Akal Sehat Kekuasaan

Senin, 6 Oktober 2025 | 12:00 WIB

“Mental Stunting” Pejabat

Sabtu, 13 September 2025 | 09:00 WIB

Keadilan Fiskal dan Martabat Demokrasi

Senin, 8 September 2025 | 11:00 WIB

Menyulam Tenun Kebangsaan, Menjaga Indonesia

Rabu, 3 September 2025 | 22:00 WIB