HUKAMANEWS –Jagat politik tanah air dikejutkan dengan deklarasi pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar sebagai bakal calon presiden dan wakil presiden pada hajatan demokrasi Pilpres 2024 dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang dimotori oleh Partai Nasdem.
Mengejutkan, lantaran Muhaimin Iskandar alis Cak Imin sebelumnya berada di gerbong Koalisi yang mengusung Prabowo Subianto sebagai capres. Di sisi lain, Anies Baswedan yang setahun lalu dideklarasikan sebagai capres oleh Partai Nasdem, PKS, dan Partai Demokrat, telah mengirim surat ‘lamaran’ kepada Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk mendampinginya sebagai bakal cawapres pada Pilpres 2024.
Tanpa tedeng aling-aling, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan duet Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar bukan sekedar pengkhianatan, melainkan sebagai peristiwa yang melampaui batas moral dan etika dalam politik.
Baca Juga: Kena Semprit Bawaslu karena Video Ajak Pilih Ganjar, Gibran Pasrah: Saya Siap Dibina
Tak hanya hengkang dari Koalisi Perubahan, kini SBY dan Partai Demokrat pun resmi masuk ke gerbong Koalisi Indonensia Maju yang mengusung Prabowo Subianto sebagai capres pada Pilpres 2024 mendatang.
Lebih jauh tentang manuver SBY dan Partai Demokrat yang bergabung ke dalam barisan Koalisi Indonesia Maju, berikut ini analisa pengamat politik Dr Pieter C Zulkifli.
Keputusan politik SBY meninggalkan Koalisi Perubahan sesungguhnya justru sangat menguntungkan Partai Demokrat dalam meningkatkan perolehan kursi dalam Pemilu Legislatif 2024 mendatang.
Baca Juga: Relawan WCD Sebut Maraknya Kebakaran TPA Sampah Nodai World Cleanup Day
Harusnya, seorang negarawan sekelas SBY telah memiliki kesadaran sejak awal untuk tidak bergabung dengan Koalisi Perubahan besutan Surya Paloh.
Di sisi lain, sikap politik SBY memutuskan bergabung dengan Prabowo merupakan kesadaran politik tingkat dewa. Sikap politik SBY harus seperti 15 tahun lalu yang tegas dan berwibawa.
Dalam situasi geopolitik dunia yang penuh dengan ketidakpastian SBY tidak boleh lagi memaksakan AHY sebagai bargaining politik.
Partai Demokrat akan kembali merebut hati rakyat jika berhenti mendorong AHY sebagai bargaining politik dalam suksesi nasional.
Masa depan AHY masih sangat panjang. AHY harus mulai belajar memahami hati rakyat. AHY harus memiliki gaya politik yang bersahaja dan mulai meninggalkan sikap politik hedon dan narsis yang justru menjauhkan dirinya dari simpati rakyat.