Pilihan Tepat Partai Demokrat Usai ‘Dikhianati’ Surya Paloh dan Anies Baswedan

photo author
- Kamis, 21 September 2023 | 17:51 WIB
SBY dan Prabowo. Partai Demokrat dan SBY menyatakan bergabung dengan Koalisi Indonesia MAju usai 'dikhianati' Surya Paloh dan Anies Baswedan yang memilik Muhaimin Iskandar sebagai bakal cawapres dari Koalisi perubahan untuk Pilpres 2024.
SBY dan Prabowo. Partai Demokrat dan SBY menyatakan bergabung dengan Koalisi Indonesia MAju usai 'dikhianati' Surya Paloh dan Anies Baswedan yang memilik Muhaimin Iskandar sebagai bakal cawapres dari Koalisi perubahan untuk Pilpres 2024.

HUKAMANEWS –Jagat politik tanah air dikejutkan dengan deklarasi pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar sebagai bakal calon presiden dan wakil presiden pada hajatan demokrasi Pilpres 2024 dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang dimotori oleh Partai Nasdem.

Mengejutkan, lantaran Muhaimin Iskandar alis Cak Imin sebelumnya berada di gerbong Koalisi yang mengusung Prabowo Subianto sebagai capres. Di sisi lain, Anies Baswedan yang setahun lalu dideklarasikan sebagai capres oleh Partai Nasdem, PKS, dan Partai Demokrat, telah mengirim surat ‘lamaran’ kepada Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk mendampinginya sebagai bakal cawapres pada Pilpres 2024.

Tanpa tedeng aling-aling, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)  mengatakan duet Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar bukan sekedar pengkhianatan, melainkan sebagai peristiwa yang melampaui batas moral dan etika dalam politik.

Baca Juga: Kena Semprit Bawaslu karena Video Ajak Pilih Ganjar, Gibran Pasrah: Saya Siap Dibina

Tak hanya hengkang dari Koalisi Perubahan, kini SBY dan Partai Demokrat pun resmi masuk ke gerbong Koalisi Indonensia Maju yang mengusung Prabowo Subianto sebagai capres pada Pilpres 2024 mendatang.

Lebih jauh tentang manuver SBY dan Partai Demokrat yang bergabung ke dalam barisan Koalisi Indonesia Maju, berikut ini analisa pengamat politik Dr Pieter C Zulkifli.

Keputusan politik SBY meninggalkan Koalisi Perubahan sesungguhnya justru sangat menguntungkan Partai Demokrat dalam meningkatkan perolehan kursi dalam Pemilu Legislatif 2024 mendatang.

Baca Juga: Relawan WCD Sebut Maraknya Kebakaran TPA Sampah Nodai World Cleanup Day

Harusnya, seorang negarawan sekelas SBY telah memiliki kesadaran sejak awal untuk tidak bergabung dengan Koalisi Perubahan besutan Surya Paloh.

Di sisi lain, sikap  politik SBY memutuskan bergabung dengan Prabowo merupakan kesadaran politik tingkat dewa. Sikap politik SBY harus seperti 15 tahun lalu yang tegas dan berwibawa.

Dalam situasi geopolitik dunia yang penuh dengan ketidakpastian SBY tidak boleh lagi memaksakan AHY sebagai bargaining politik.

Dr Pieter C Zuklifli, pengamat kebijakan publik.
Dr Pieter C Zuklifli, pengamat kebijakan publik.

Partai Demokrat akan kembali merebut hati rakyat jika berhenti mendorong AHY sebagai bargaining politik dalam suksesi nasional.

Masa depan AHY masih sangat panjang. AHY harus mulai belajar memahami hati rakyat. AHY harus memiliki gaya politik yang bersahaja dan mulai meninggalkan sikap politik hedon dan narsis yang justru menjauhkan dirinya dari simpati rakyat.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Sukowati Utami JI

Sumber: Opini

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Membenahi Gagap Nalar Peradilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:37 WIB

Bandara IMIP dan Hilangnya Kedaulatan Negara

Kamis, 27 November 2025 | 15:06 WIB

Rapuhnya Integritas “Wakil Tuhan di Muka Bumi”

Senin, 27 Oktober 2025 | 10:00 WIB

DPR dan Mutu Rendah Legislasi

Senin, 13 Oktober 2025 | 07:00 WIB

Jalan Terjal Mengembalikan Akal Sehat Kekuasaan

Senin, 6 Oktober 2025 | 12:00 WIB

“Mental Stunting” Pejabat

Sabtu, 13 September 2025 | 09:00 WIB

Keadilan Fiskal dan Martabat Demokrasi

Senin, 8 September 2025 | 11:00 WIB

Menyulam Tenun Kebangsaan, Menjaga Indonesia

Rabu, 3 September 2025 | 22:00 WIB
X